Luar Biasa! Kisah Perempuan Cantik Jadi Sopir Ambulans Pasien COVID-19

Jumat, 17 April 2020 – 02:50 WIB
Ika Dewi Maharani, sukarelawan medis perempuan yang bertugas sebagai sopir ambulans. Foto: Humas BNPB for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ika Dewi Maharani merupakan satu-satunya sukarelawan medis perempuan di bawah naungan Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang bertugas sebagai sopir ambulans.

Ika bersedia menjadi sopir ambulans karena angka kasus penderita COVID-19 di Jakarta makin meningkat, sementara di sisi lain jumlah petugas ambulans kurang memadai.

BACA JUGA: Gugus Tugas Terima Donasi Penanganan Covid-19 Sebanyak Rp 83 Miliar

"Saya bisa menyetir, basic saya perawat. Jadi saya pas, sesuai dengan panggilan hati, dengan kemampuan yang saya punya, saya harus melayani," ujar Ika dalam konferensi pers secara daring di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).

Ika juga tergabung dalam Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI). Ia berasal dari Maluku Utara, dan kuliah di Surabaya. Ika menempati mess yang disediakan BNPB dan bertugas di rumah sakit Universitas Indonesia.

BACA JUGA: Ketua MPR RI Serahkan Bantuan Ambulans Untuk Penanggulangan COVID-19

"Untuk ambulans baru pertama kali di dalam hidup saya. Ternyata di ambulans tidak semudah yang saya bayangin," ucapnya.

Misalnya saat berada di jalan raya, meski sirine telah dibunyikan, kata Ika, masih ada saja yang tidak peka untuk memberi jalan. Padahal, pasien harus secepat mungkin dibawa ke rumah sakit.

BACA JUGA: Pengakuan Pasien Positif Corona Pertama di NTT, Ternyata Sempat Singgah di Jakarta dan Bali

"Untung ada orang dengan kesadaran memberikan jalan, jadi tetap dengan cepat membawa pasien ke tempat yang dirujuk," ucapnya.

Sebagai sopir ambulans yang dekat dengan pasien, Ika berisiko terinfeksi virus corona. Untuk menghadapinya, ia senantiasa mengenakan alat perlindungan diri sebelum berangkat bertugas.

Meski demikian, sebagai manusia biasa Ika tetap memiliki perasaan takut. Namun demikian, semangat kemanusiaan yang dia rasakan jauh lebih tinggi.

"Rasa takut ada pasti, cuma ini harus dilihat lagi, ini adalah tugas sebagai relawan medis. Kami harus menangani pasien dari awal sampai akhir pasien itu harus ditangani," ucapnya.

Untuk menjaga imunitas tubuh sebagai cara untuk melawan virus corona, di tengah shift 12 jam yang dia jalani, Ika selalu menyempatkan diri makan teratur dan istirahat yang cukup.

"Shift pagi dari jam 7 sampai jam 7 malam, itu pertama harus makan dulu. Selesai absen kami makan, ada panggilan untuk kita rujuk, setelah itu selesai, baru kita makan, yang penting makan harus sehari tiga kali, multivitamin, dan susu," katanya.

Ika berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti semula.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler