Luhut Banggakan Ekonomi Indonesia Dipuji Dunia

Jumat, 05 Juni 2020 – 20:41 WIB
Luhut Panjaitan bicara ekonomi Indonesia di tengah pandemi virus corona. Ilustrasi Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, ketangguhan ekonomi Indonesia yang harus bersusah payah menghadapi situasi selama pandemi corona, mendapat pujian Bank Dunia.

Meski diakuinya, pandemi COVID-19 cukup menggoncang Indonesia di tiga bulan pertama 2020, sehingga membuat pertumbuhan ekonomi terkoreksi menjadi 2,97 persen dari tahun sebelumnya sebesar 5 persen.

BACA JUGA: Luhut Panjaitan: Walaupun Saya Di-Bully Gara-gara Itu

"World Bank (Bank Dunia) masih mengakui kita termasuk ekonomi yang relisient (tangguh) di antara ekonomi lain," katanya saat memberikan kuliah umum virtual yang dipantau di Jakarta, Jumat (5/6).

Menurut Luhut, ketangguhan ekonomi Indonesia bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang semakin menguat dan hari ini sudah berada di kisaran Rp13 ribuan.

BACA JUGA: Rupiah Lampaui Level Psikologis, Bye Bye Dolar AS

"Anda lihat rupiah sudah Rp 13 ribu sekian, dua, tiga minggu terakhir ini sudah ada capital inflow 1,5 miliar dolar AS. Yield juga membaik dengan 1,2 persen. Banyak indikasi lain yang membaik. Apa kita sudah sempurna? Ya belumlah. Tapi kalau dibilang kita tidak mengerjakan dengan benar, market yang akan membaca," katanya.

Ia menjelaskan pada triwulan pertama 2020, ada enam sektor yang berkontribusi 69 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mengalami perlambatan pertumbuhan karena pandemi.

BACA JUGA: Luhut Panjaitan Menyodorkan Data COVID-19, Simak Angkanya

Penurunan pertumbuhan paling signifikan pada sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi.

Sektor lain seperti pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; serta transportasi dan pergudangan juga turun cukup signifikan.

Kondisi tersebut, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis menjadi hanya 2,97 persen pada tiga bulan pertama 2020.

"Kita lihat kuartal kedua ini, mungkin kita juga akan lebih bawah lagi, tapi itu sudah kita prediksi semua. Karena selama ekonomi tidak jalan, atau karena PSBB, itu pasti dampaknya begini. Tapi kalau dilihat, ekonomi (negara) yang lain juga begitu," katanya.

Dalam paparannya itu, ia mencatat pada periode yang sama pertumbuhan ekonomi China bahkan negatif 6,8 persen, sementara Singapura negatif 2,2 persen.

Adapun negara lain yang masih tumbuh positif, adalah Vietnam (3,8 persen) dan Korea Selatan (1,3 persen). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler