jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Luhut Binsar Panjaitan langsung gerak cepat untuk bisa memaksimalkan kuota pemain yang lolos dan tampil pada Olimpiade Tokyo 2021 yang bakal digelar pada Juli-Agustus mendatang.
Karena itu, Luhut bersama jajarannya akan melakukan terobosan-terobosan demi mewujudkan harapan jangka pendeknya tersebut.
BACA JUGA: Harapan Mueller Bela Jerman di Olimpiade Tokyo Kandas Sudah
Sampai saat ini, PB PASI baru menetapkan satu slot melalui sprinter muda andalan, Lalu Muhammad Zohri.
Dia berhasil mencatatkan waktu 10,03 detik pada kejuaraan Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang 2019 lalu.
BACA JUGA: Didampingi Kapolri Jenderal Sigit, Panglima: Ini Bukti Nyata TNI Selalu Berada di Garis Depan
Sebelumnya, IOC telah mengumumkan bahwa pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021 tak akan bergeser.
Menanggapi kenyataan itu, federasi Atletik dunia kemudian menetapkan batas pelaksanaan babak kualifikasi Olimpiade hingga Juni 2021.
BACA JUGA: Optimistis Olimpiade Tokyo Bisa Digelar Tepat Waktu di 2021
Sekjen PB PASI demisioner Tigor Tanjung menjelaskan bahwa pembatasan jadwal ini membuat PB PASI harus bekerja keras mencari terobosan tanpa menabrak ketentuan yang diberlakukan World Athletics.
"World Athletics itu kan menentukan tiket ke Olimpiade melalui poin dan limit waktu yang ditetapkan. Makanya, kami mencari terobosan yang tepat untut menambah jatah tiket ke Tokyo 2021 sehingga perjuangan dan pengorbanan atlet yang terus menjalani pelatnas Olimpiade tidak sia-sia," katanya.
Namun demikian, tantangan yang berat harus dihadapi oleh PB PASI andai berusaha mengirimkan atletnya ke event di luar negeri. Pasalnya, kebanyakan event tersebut digelar di Eropa dan Amerika Serikat.
"Sulit bagi kami di tengah pandemi Covid-19 ini mengirimkan atlet pelatnas untuk mendapatkan poin dengan mengikuti event-event internasional yang kebanyakan digelar di Eropa dan Amerika. Pilihannya, kami harus menggelar event," ungkapnya.
Namun, event itu harus bersifat internasional, bisa mendatangkan peserta dari negara lain dan eventnya terdaftar di kalender world athletics.
“Strategi menggelar event dengan melibatkan negara lain ini harus dilakukan. Bukan hanya sebagai terobosan menambah kuota atlet tetapi sebagai jawaban dari perjuangan atlet pelatnas untuk dapat tiket ke Tokyo," tegas dia.(dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad