Luhut Panjaitan Sudah Berniat Suruh Sespri Mengemas Barang-barangnya

Rabu, 23 Oktober 2019 – 14:19 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan saat pelantikan sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Luhut Panjaitan menjadi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi-Wapres Ma’ruf Amin.

Pemilik nama lengkap Luhut Binsar Pandjaitan mengakui sudah tahu sejak awal bahwa dirinya masih akan menjadi menko maritime.

BACA JUGA: Profil Luhut Panjaitan: Disebut Menteri Segala Urusan, Dituduh jadi Agen Tiongkok

Namun, ia sempat ragu karena hingga Selasa (22/10) sore tak kunjung mendapat kabar dari Istana. Ia pun kemudian berniat untuk meminta sekretaris pribadinya untuk merapikan barang-barangnya karena mungkin tidak jadi meneruskan jabatannya sebagai Menko Maritim.

"Kemarin itu sudah tahu juga saya mau di sini, karena sudah diberi tahu. Tapi sampai jam 6 sore, saya nggak diberi tahu. Saya pikir, wah jangan-jangan berubah," kata Luhut dalam acara penyambutannya di Kantor Kemenko Maritim Jakarta, Rabu (23/10).

BACA JUGA: Nadiem Jadi Mendikbud, Guru Honorer Berdukacita

Pria kelahiran Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara, 72 tahun silam itu bercerita, sebelum sempat mengirim pesan kepada sekretaris pribadinya untuk membereskan barang-barangnya, ternyata Menteri Sekretaris Negara Pratikno meneleponnya.

"Pak Pratikno telepon saya, katanya 'Pak Luhut besok datang, dilantik.' Saya bilang, 'Dilantik apa?'. Lalu dia bilang 'Kan Pak Luhut tetap jadi Menko Maritim.' Lho, kok saya enggak diberitahu. Katanya, 'Pak Luhut kan enggak perlu diberitahu, sudah terpatri," kisahnya diiringi tepuk tangan karyawan.

BACA JUGA: Profil Fachrul Razi: Eks Wakil Panglima TNI jadi Menag di Kabinet Indonesia Maju

Luhut pun urung mengirimkan pesan ke sekretaris pribadinya itu. Lantas, setelah itu ia mendapat telepon dari protokol Istana yang mengatakan bahwa dirinya telah ditunggu Presiden Jokowi.

"Saya mandi, terus saya ke Istana. Saya pikir saya yang terakhir yang diterima dari semuanya (kemarin)," katanya

Duta Besar Indonesia untuk Singapura pada 1999-2000 itu mengatakan dalam pertemuan selama 20 menit dengan Presiden Jokowi itu, ia mendapat pengarahan soal masalah industri petrokimia, hingga diminta membantu Pertamina dan PLN. Arahan juga mencakup soal masalah hilirisasi yang diharapkan bisa terus digenjot. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler