Lulus dengan Predikat Cumlaude, Agoes Soebagio Kini Bergelar Doktor

Kamis, 03 Februari 2022 – 13:13 WIB
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang Agoes Soebagio lulus sebagai Doktor dengan predikat cumlaude dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Trisakti. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang Agoes Soebagio dinyatakan lulus sebagai Doktor dengan predikat cumlaude, yang merupakan doktor ke 560 dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Trisakti.

Agoes Soebagio melakukan penelitian disertasi dengan judul: Kebijakan Bisnis Maskapai Penerbangan Berjadwal Nasional: Menjaga Keseimbangan Aspek Keselamatan Dan Komersial Penerbangan.

BACA JUGA: 8 Manfaat Minum Air Kelapa Rebusan Secara Rutin, Wow!

"Kesimpulan dari penelitian disertasi tersebut di antaranya adalah penerbangan nasional memerlukan kebijakan bisnis yang bersifat dinamis dan dapat direlaksasi dengan situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat, seperti misalnya saat terjadi pandemi Covid-19 seperti saat ini," kata Agoes dalam keterangan tertulis, Rabu (2/2).

Beberapa kebijakan yang dapat direlaksasi misalnya kebijakan tarif yang dikaitkan dengan penyederhanaan jenis layanan maskapai dari tiga layanan yaitu full service, medium dan no frill menjadi hanya dua, yaitu full service dan no frill.

BACA JUGA: Unggah Hasil Test Pack Positif, Nikita Mirzani Hamil Anak Keempat?

Medium service dapat dilayani oleh full service yang menurunkan layanan atau no frill yang menambah layanan.

Dengan kebijakan tersebut, dapat dihindari terjadinya perang tarif.

BACA JUGA: Positif Covid-19, Joshua Suherman: Vaksin Udah 2 Kali, Tapi Jebol Juga, Penyebabnya..

Selain itu juga diperlukan kebijakan untuk mengetahui tingkat kesehatan finansial maskapai penerbangan dengan indikator-indikator yang dibuat oleh regulator sehingga dapat dilakukan deteksi dini untuk menyehatkan finansial maskapai penerbangan tersebut dan memberikan layanan yang lebih baik pada masyarakat.

Di sisi lain, persepsi keselamatan penerbangan dari penumpang pesawat Indonesia masih rendah.

Penumpang menganggap bahwa keselamatan penerbangan adalah tanggung jawab maskapai dan pemerintah sehingga merasa tidak perlu mengetahui keselamatan penerbangan lebih jauh.

Penumpang masih menjadikan harga tiket sebagai faktor penentu dalam memilih maskapai dibanding faktor keselamatan dan layanan.

Untuk itu diperlukan komunikasi publik yang intensif, fokus dan kolaboratif antara regulator dan operator agar implementasi kebijakan publik bisnis penerbangan dapat terealisasi dengan baik dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

Dan juga agar masyarakat semakin menyadari pentingnya keselamatan dan layanan dari maskapai penerbangan.

Hasil penelitian tersebut didapat Agoes setelah melakukan penelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif dengan tiga perspektif yaitu perspektif konsumen, perspektif operator dan perspektif regulator selama kurang lebih 4 bulan yaitu April–Juli 2021.

Narasumber penelitian adalah 619 penumpang pesawat udara dari 5 maskapai yaitu Garuda, Lion Air, Batik Air, Citilink, Sriwijaya dan Indonesia Air Asia di lima bandara, yakni Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, Bandara Sultan Hasanuddin, Bandara Kualanamu dan Bandara Internasional Minangkabau.

Selain itu Agoes juga melakukan wawancara mendalam dengan regulator yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; operator yang terdiri dari maskapai, MRO, bandara; asosiasi penerbangan seperti INACA dan IATA, serta stakeholder lain dan para ahli penerbangan nasional.

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu maskapai penerbangan nasional untuk tumbuh berkembang berkelanjutan dan memberikan layanan terbaik pada masyarakat serta dapat ikut menumbuhkan perekonomian nasional.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler