Lumpur "Lapindo" di Balikpapan Paksa Puluhan Warga Mengungsi

Minggu, 16 November 2014 – 19:55 WIB

jpnn.com - BALIKPAPAN – Semburan gas disertai lumpur saat mengebor sumur, kembali terjadi di kawasan Balikpapan Timur. Kejadian kali ini di RT 30 Manggar Baru, Balikpapan Timur, tepatnya di samping Masjid Al Ikhlas, Sabtu (15/11) pukul 16.00 Wita.

Semburan lebih besar dibanding kejadian sebelumnya, mencapai ketinggian sekitar 30 meter, di atas kubah Masjid Al Ikhlas. Akibat semburan itu, satu rumah terendam lumpur, 11 rumah di sekitarnya dikosongkan.

BACA JUGA: Seorang Janda Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kemudian sebanyak 11 KK atau 35 orang dievakuasi menggunakan truk TNI ke penampungan sementara di embarkasi Haji Batakan. Semburan lumpur terus terjadi hingga tengah malam tadi. Di sela semburan lumpur hitam, tercium bau menyengat gas.
 
Wakil Wali Kota (Wawali) Balikpapan H Heru Bambang SE yang turun ke lokasi mengatakan kejadian tersebut termasuk bencana nasional yang harus diwaspadai. Apabila lumpur terus menyembur, lebih banyak lagi warga yang akan diungsikan. Awalnya, Ketua RT 30 Abdulah bersama 7 warga mengebor sumur untuk memenuhi kebutuhan air kelompok tani.
 
Pengeboran sumur bantuan dari Bank Indonesia (BI) atas usulan para petani yang mengalami krisis air saat kemarau. Karena belum ada kepastian lahan, maka Ketua RT 30 Abdulah mencoba berkoordinasi dengan pihak Masjid Al Ikhlas di wilayah sekitar untuk membuatkan sumur. Setelah diijinkan oleh pengurus masjid, Sabtu (15/11) pukul 16.00 Wita, Ketua RT Abdulah dibantu tujuh warga mulai melakukan pengeboran.
 
Pengeboran sempat berpindah tempat karena pengeboran pertama tidak menemukan sumber air. Nah, pada pengeboran kedua, muncul semburan. Saat itu, di kedalaman antara 60 meter dan 65 meter para pekerja melepaskan enam buah pipa yang sebelumnya ditancapkan.

“Setelah keenam pipa tadi dicabut tiba-tiba keluar asap berwarna hitam dan menyemburkan pasir bercampur air,” terang Abdulah di lokasi kejadian.
 
Abdulah telah menduga semburan asap hitam bercampur pasir tadi adalah gas, bergegas dirinya memerintahkan para pekerja sumur ntuk segera menjauhi lokasi titik semburan, karena khawatir terjadi kebakaran. Kapolsek Balikpapan Timur AKP Belny Warlansyah sempat meminta keterangan tujuh pekerja sumur terutama mengetahui mengapa semburan gas berwarna hitam bercampur air bisa keluar dari lubang pengeboran sumur.
 
“Menurut pengakuan mereka awalnya pengeboran sumur di sebelah kanan masjid. Karena pengeboran tidak bisa tembus, akhirnya pengeboran dipindahkan ke depan mesjid sekiranya di kedalaman 65 meter dengan radius getaran 100 meter. Dari dalam tanah menyemburkan lumpur disertai suara gemuruh,” jelas Belny.

BACA JUGA: Komisi III DPR Janji Kawal Kasus Tewasnya Tahanan di Mapolsek

Akibat semburan lumpur membuat satu rumah warga yang terletak di sebelah pusat semburan, terendam lumpur.
Untungnya warga sudah sempat dievakuasi. Ratusan anggota TNI Kodam VI/Mulawarman diturunkan ke TKP, mereka membuat tanggul agar lumpur tidak meluas.

Tak lama kemudian teknisi dari Pertamina dan Total tiba di lokasi melakukan identifikasi jenis dan pusat semburan Wawali Balikpapan H Heru Bambang SE meminta jajaran BPBD terus memonitor penanganan semburan gas bercampur lumpur.
 
Wawali juga memerintahkan Kabag Pemerintahan Kota Balikpapan Zulkifili untuk segera membuka tenda penampungan di embarkasi haji Batakan Kelurahan Manggar. Wawali mengatakan, semburan gas masuk dalam kategori bencana nasional, untuk status waspada sambil nanti dilihat perkembangannya.
 
“Untuk itu saya meminta kepada warga sekitar terus meningkatkan kewaspadaannya dan dapat segera mengungsi di posko yang disiapkan Pemkot Balikpapan,” terang Heru Bambang.

BACA JUGA: Anang Bakal Ramaikan Muktamar Pemuda Muhammadiyah

Selama semburan gas bercampur lumpur belum berhasil dibendung, maka listrik dipadamkan untuk menghindari pemicu ledakan. Warga terdekat dilarang menyalakan api, merokok dan menyalakan HP.
 
Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Lodewyk Pusung juga turun ke TKP. Dia mengatakan jajaran anggota TNI terus melakukan penanganan dengan membuat tanggul. Selain itu pengerjaan harus dilakukan secara tekhnik menggunakan excavator, tidak bisa secara manual.
 
Semua drainase di pusat semburan dipenuhi lumpur. Agar lumpur tidak mengering dan menyebabkan banjir meluas maka pihak TNI berupaya melakukan penyemprotan dengan mendorong lumpur dalam saluran drainase agar terbuang ke bantaran laut Manggar.
 
Kasdam Brigjen Lodewyk Pusung kembali menegaskan, tim ahli gas yang diturunkan Pertamina masih meneliti kandungan gas.

“Wilayah sekitar harus steril, hanya ada petugas yang bekerja,” tegas Kasdam.(aji)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cirebon Berlakukan Moratorium Proposal Bansos Rutilahu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler