Luncurkan Buku Islam di Krimea, MUI Serukan Perdamaian Dunia

Rabu, 20 Maret 2024 – 19:07 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan solidaritas dukungan atas kemerdekaan Muslim Tartar Krimea dan berharap perang di sana segera berakhir. Foto: Dok. MUI

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan solidaritas dukungan atas kemerdekaan Muslim Tartar Krimea dan berharap perang di sana segera berakhir.

Selain itu, MUI juga mendorong agar semua pihak menjaga perdamaian dunia dan menjadikannya komitmen global.

BACA JUGA: MUI Minta Tak Perlu Ada Polemik terkait Surat Edaran Menag soal Pengeras Suara Masjid

"Peperangan di atas muka bumi harus dicegah dan diselesaikan," kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Arif Fahrudin saat peluncuran buku berjudul Islam di Krimea, baru-baru ini.

Buku Islam di Krimea ditulis oleh Yanuardi Syukur, pengurus Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional MUI yang pernah melakukan kunjungan ke Ukraina.

BACA JUGA: Ketua MUI Usul Gelar Silaturahmi Nasional untuk Tokoh Politik Usai Pemilu 2024

Penulisan buku itu menjadi salah satu upaya untuk membuka fokus studi baru terkait wilayah Islam yang di luar Timur Tengah atau Asia Tenggara, melainkan sebuah wilayah di timur Eropa, yakni Krimea.

"Solidaritas kemanusiaan harus diusahakan oleh semua pihak termasuk umat beragama melalui mekanisme hukum yang berlaku baik di skala nasional, regional, maupun internasional," ungkapnya.

BACA JUGA: Arahan Khusus MUI Menjelang Ramadan: Boikot Produk Terafiliasi Israel

Dari studi Islam di Krimea, Yunardi mulai menyusun berbagai informasi tentang Muslim di sana serta dinamika regional yang terjadi sepanjang dua abad terakhir pascaruntuhnya Ke-khan-an Krimea yang pernah berkuasa hampir tiga abad.

Hal itu termasuk keberadaan Rusia sejak abad ke-18 yang menduduki Krimea, dan pemerintah Moskow dengan baju Uni Soviet telah menganiaya umat Islam dengan pendudukan Krimea sejak tahun 2014.

"Pasukan keamanan mereka telah menekan budaya Muslim, memenjarakan banyak orang Tatar Krimea, hingga mempersulit berbagai kegiatan ibadah," ujarnya.

Kegiatan peluncuran buku ini juga dihadiri Ketua RAMU atau Religious Administration of Muslims of Ukraine, Sheikh Murat Suleymanov, dan beberapa delegasi lainnya yang sedang melakukan kunjungan di Indonesia.

Sementara itu, Bunyan Saptomo, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional, yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang kaffah. Dia merujuk surat Al Hujurat ayat 13, di mana difirmankan bahwa Allah SWT menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal.

"Bisa kerja sama (itu idealis), tetapi Islam juga mengajarkan kita harus siap perang. Artinya, ada sisi realistis bahwa yang kuat akan menang melawan yang lemah. Boleh berperang (di jalan Allah) ketika diserang, tapi jangan melampaui batas," tuturnya.

Dia menambahkan sebagai organisasi agama MUI siap bekerja sama di bidang keagamaan termasuk pendidikan. Juga membantu promosi meningkatkan hak-hak dasar Muslim.

"Jangan seperti negara komunis dulu, salat dilarang, masjid ditutup, lembaga pendidikan semua ditutup," tambahnya.

Wakil Ketua Umum MUI Pusat, K.H. Marsudi Syuhud, yang turut hadir dalam acara menegaskan MUI sebagai sebuah organisasi keagamaan akan berfungsi sebagai penghubung untuk memperkuat ukhuwah dengan berbagai negara, termasuk negara seperti Ukraina.

"Melalui silaturahmi ini semoga bisa mempererat persaudaraan umat Islam, khususnya dengan Sheikh Murat. Diplomasi antar people to people diharapkan nantinya akan bisa sampai ke goverment to goverment," tutupnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler