Luncurkan iLearn, Indonesia Re Perkuat Kapasitas Industri Asuransi

Kamis, 24 Oktober 2024 – 08:00 WIB
Peluncuran iLearn yang merupakan platform pembelajaran dari departemen Institute Learning Center Indonesia Re. Foto: dokumentasi Indonesia Re

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan tingkat inklusi masyarakat yang menggunakan produk asuransi di Indonesia masih pada tingkat rendah.

Pada 2022, hanya 16.63 persen masyarakat yang menggunakan produk asuransi, jauh di bawah target pemerintah dan angka inklusi sektor perbankan yang mencapai 74 persen atau lebih.

BACA JUGA: Agung Nugroho Canangkan Program Asuransi Kebakaran Rumah untuk Warga Pekanbaru

“Rendahnya inklusi ini disebabkan oleh kurangnya Pemahaman juga kendala kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi setelah beberapa kasus gagal bayar dan manajemen buruk di perusahaan asuransi tertentu,” ujar Benny dalam keterangannya, Rabu (23/10).

Senada dengan tingkat penetrasi, tingkat literasi asuransi di Indonesia juga masih memerlukan upaya peningkatan yang serius.

BACA JUGA: Ketum PAAI: Banyak Agen Asuransi Belum Memenuhi Standar Kualitas, Ini Tantangan

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK, indeks literasi asuransi pada 2022 tercatat sebesar 31.72 persen.

Meskipun anger ini mengalami peningkatan dibandingkan survei sebelumnya, literasi asuransi masih lebih rendah dibandingkan dengan sektor perbankan yang berada di atas 49 persen.

BACA JUGA: Kinerja Asuransi Jasindo Terus Tumbuh Hingga Kuartal III 2024, Laba Meningkat

Literasi yang rendah menandakan bahwa banyak masyarakat masih kurang memahami produk dan manfaat asuransi.

Oleh karena itu, Indonesia Re ingin agar peningkatan kualitas industri asuransi tidak hanya dirasa dari aspek bisnis, tetapi juga dari aspek kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi penggerak dan modal utama dari Industri Perasuransian.

Melalui kegiatan yang bertajuk Launching iLearn Program – Indonesia Re Institute Learning dan Small Talk, Indonesia Re memaparkan upaya perusahaan dalam menghasilkan keputusan-keputusan berbasis data dan informasi yang akuntabel.

“Bagaimana kami bisa menjadi katalisator, agar industri ini bisa dijalankan berdasarkan data dan riset. Kami bukan hanya reasuradur, tetapi juga center of knowledge. Kami harus punya cara pandang yang sama dalam melihat risiko.” jelasnya.

Dia juga menegaskan dengan Indonesia Re mengedepankan proses belajar bagi semua talenta terkait.

Hal ini sejalan dengan target Indonesia Re untuk menjadi perusahaan yang “Knowledge Based and Data Driven Industry”.

iLearn sendiri adalah platform pembelajaran dari departemen Institute Learning Center Indonesia Re, yang diharapkan dapat menjadi penggerak utama transformasi industri perasuransian melalui peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM).

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah menjelaskan bahwa IndonesiaRe Institute melalui tema Journey to Excellence: Continuous Learning Culture as Business Transformation Enabler” merancang program iLearn sebagai platform pembelajaran bagi partner cedant yang juga dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan serta publik umum.

iLearn adalah bentuk komitment IndonesiaRe Institute sebagai secondary services knowledge based dalam rangka mendorong pertumbuhan level penetrasi asuransi di Indonesia yang mengalami penurunan sejak 2021 hanya 3,06 persen.

“Dan merupakan langkah nyata Indonesia Re dalam menciptakan budaya belajar yang berkelanjutan, yang pada akhirnya akan mendukung perbaikan berkelanjutan Industri perasuransian,“ ujar Beatrix. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler