jpnn.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia meluncurkan PosGo Syariah sebagai mobile ecosystem bisnis syariah pertama di Indonesia, Jumat (16/4).
Produk tersebut ditujukan untuk memperluas bentuk baru transformasi layanan bisnis dan jasa keuangan.
BACA JUGA: Indonesia Usulkan Strategi Pemulihan Ekonomi Berbasis Industri Halal dan Keuangan Syariah
"Kami melihat peluang dari bisnis syariah ini. Perkembangan di global maupun di Indonesia menunjukkan tren yang positif," kata Senior Vice President & Marketing Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia Haris dalam konferensi pers di Jakarta.
Haris juga menyampaikan ekosistem tersebut akan mengintegrasikan banyak pihak untuk dapat aktif melakukan transaksi perdagangan, bisnis, jasa, utilitas, dan keuangan.
BACA JUGA: Ups! Anggota Parlemen Ini Tertangkap Tanpa Busana Saat Rapat Zoom
Tidak hanya itu, lanjut Haris, PosGo Syariah juga mengintegrasikan proses kerja pengawasan semua lembaga regulator di Indonesia untuk meningkatkan kualitas perlindungan kepada masyarakat sebagai konsumen.
Dia mengatakan pihaknya akan menyusun strategi dan mengedukasi masyarakat untuk memicu minat dalam menabung emas melalui ekosistem tersebut.
BACA JUGA: DPD RI Dorong Bank Syariah Berkontribusi Pulihkan Ekonomi Nasional
"Kami menargetkan 100 ribu user pada awal supaya sistem ini dikenal," lanjut Haris.
Vice President of Membership Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDC) Yohanes Ferdinan Silaen mengatakan salah satu tulang punggung utama ekosistem bisnis PosGo Syariah adalah platform perdagangan fisik emas secara digital yaitu PosGold.
PosGold dikembangkan bersama Bullion Ecosystem International, ABI Komoditi Berjangka, dan proses dukungan transaksi perdagangan difasilitasi oleh ICDX serta proses kriling perdagangan dilakukan bersama Indonesia Clearing House (ICH).
"PosGo Syariah memungkinkan untuk mengakses pasar perdagangan secara langsung melalui ekosistem ICDX dan berbagai layanan transaksi," ujar Yohanes. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Pos Komitmen Dukung Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih