Lupakan Pembakaran Al-Qur'an, Turki Buka Peluang untuk Swedia Gabung NATO

Jumat, 10 Maret 2023 – 18:59 WIB
Arsip - Presiden Turki Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberga, Presiden Finlandia Sauli Niinisto, dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu terlihat setelah menandatangani sebuah dokumen pada Selasa (28/06/2022), di tengah KTT NATO di Madrid, Spanyol. Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Violeta Santos Moura/rwa/UYU

jpnn.com, LONDON - Aksi pembakaran Al-Qur'an di Swedia Januari lalu tampaknya sudah dilupakan pemerintah Turki. Sempat murka hingga melontarkan ancaman, rezim Recep Tayyip Erdogan kini mulai melunak dan kembali membuka peluang pembicaraan soal keanggotaan NATO.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan pada Kamis bahwa Turki, Finlandia dan Swedia telah menyetujui prinsip jangka panjang mekanisme bersama yang permanen untuk memerangi terorisme dan akan terus bekerja sama dalam format tersebut.

BACA JUGA: Bantuan Tank Aman, Ukraina Kini Incar Jet Tempur Andalan NATO

Ketiga negara tersebut juga setuju untuk bertemu kembali sebelum KTT di Vilnius pada Juli.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Finlandia dan Swedia harus mengambil langkah baru untuk mengatasi masalah legitimasi keamanan Turki.

BACA JUGA: Turki Ambil Alih Kepemimpinan Pasukan Maritim NATO untuk Satu Tahun

“Ini saatnya semua Aliansi untuk memutuskan proses ratifikasi dan menyambut Finlandia dan Swedia sebagai anggota penuh Aliansi menjelang KTT NATO di Vilnius,” kata Stoltenberg.

Sepekan setelah Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an di ibu Kota Swedia, Presiden Erdogan dengan berapi-api menegaskan bahwa Turki tidak akan mendukung negara yang mengizinkan penistaan agama.

BACA JUGA: NATO Dilanda Konflik Internal, Rusia: Mereka Mulai Cemas

Namun, insiden yang telah memicu kemarahan umat Islam di seluruh penjuru dunia itu tak disinggung dalam pertemuan terbaru ini.

Selama pertemuan, perwakilan ketiga negara membahas langkah nyata yang akan diambil untuk menerapkan memorandum trilateral, yang telah ditandatangani Juni tahun lalu.

“Seperti yang disetujui dalam memorandum, tidak ada batasan ekspor senjata di antara ketiga negara; mereka secara signifikan telah meningkatkan kerja sama antiterorisme; dan Swedia saat ini dalam proses memperketat UU Anti Terorisme melawan PKK. Semua peserta menyambut baik kemajuan yang telah dibuat,” tulis pernyataan itu.

Turki dan dua negara Nordik tersebut menandatangani memorandum pada KTT NATO di Madrid untuk mengatasi kekhawatiran legitimasi keamanan Ankara, memuluskan langkah bagi Finlandia dan Swedia untuk menjadi anggota aliansi.

Memorandum itu mengatasi kekhawatiran Turki termasuk ekspor senjata dan perang melawan terorisme.

Hanya Hongaria dan Turki yang belum meratifikasi permohonan Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota aliansi militer yang beranggotakan 30 negara itu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler