Lutfhi Berupaya Agar Kuota Impor Daging tak Dibatasi

Rabu, 29 Mei 2013 – 17:20 WIB
Dua terdakwa Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi (pertama dari kiri) dan Aria Abdi Effendi sedang menjalani sidang lanjutan kasus dugaan suap pengurusan kuota impor sapi di Kementrian Pertanian, di Pengadilan Tipokor, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/5). Agenda sidang tersebut pemeriksaan saksi. Foto: Ricardo/JPNN
JAKARTA--Ahmad Rosi, kuasa hukum dari Ahmad Fathanah, menjadi perantara pembicaraan mengenai kuota impor daging antara mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan  Direktur PT Radina Niaga Mulia dan Ketua Asosiasi Benih Indonesia, Elda Devianne Adiningrat.

Hal ini terungkap ketika Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutar rekaman percakapan antara Luthfi dan Rosi di sidang kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi dengan terdakwa Arya Abdi Effendy dan H Juard Effendi.

Dari percakapan itu, Luthfi meminta Rosi menyampaikan pada Elda agar mencarikan data untuk Suharso alias Warso, sahabat dari Menteri Pertanian, Suswono.

"Tolong dikomunikasikan dengan Bu El tentang apa yang diminta oleh Pak Warso ini minta data tentang update kebutuhan lapangan semester ini. Supaya  ada alasan bagi menteri untuk mengeluarkan ijin baru karena wamen mengatakan sudah cukup," tutur Luthfi dalam rekaman pembicaraan itu.

Saat ditanyakan hal itu pada Rosi, ia mengaku data yang dimaksud adalah data tentang kuota daging. Tak mau kuota dibatasi Wamen Menteri Perdagangan, Luhtfi kembali meminta Rosi mengkomunikasikan hal itu dengan Elda.

"Semester berikutnya, bukan sekarang. Tolong segera supaya dia punya argumentasi untuk dijadikan landasan bahwa semester ini perlu tambahan minta data lapangan. Mudah-mudahan bisa, baik-baik. Kalau bisa secepatnya, minggu ini, segera tereksekusi tanpa itu karena susah, perlu semester berikutnya, semester ini sudah cukup," kata Luthfi dan disambut dengan jawaban setuju oleh Rosi.

Sesuai perintah Luthfi, Rosi pun menghubungi Elda. Ia mengingatkan Elda untuk mencarikan update data.

"Tadi malam ustad telepon dia bilang tolong bunda segera komunikasi dengan Pak Warso. Jadi wamen bilang persediaan daging kita cukup. Saya bilang loh wamen perdangangan bilang kuota perlu ditambah. Ya yang ditambah semester depan . Tolong Pak Warso di backup dengan data lapangan bahwa daging perlu ditambah,intinya begitu," kata Rosi di hasil sadapan itu.

Elda pun mengamini dan menyatakan akan melakukan konfirmasi pada Suharso sesuai perintah Luthfi.

Dalam sidang, Rosi mengaku ia tak tahu siapa Suharso. Hal itu juga terungkap dalam rekaman pembicaraan dengan Elda.

"Rozi : Pak warso siapa bu?

Elda:  Itu staf ahlinya, pembisik sus sus. Kemarin sempat dibawa juga ke Medan waktu itu"

Tak lama setelah pembicaraan itu Elda terdengar ingin membicarakan sebuah pembicaraan rahasia dengan Rosi. Ia meminta pembicaraan dilakukan  melalui BlackBerry Messenger, tidak melalui pembicaraan telepon. Mereka akan membahas kantor PT Indoguna yang diberi policeline.

"Elda: Ini soal Indoguna.

Rozi:  Indoguna, Elizabeth? Kenapa?

Elda: Police line

Rozi: oh ya? Saya baca dulu ya (dalam situs berita tentang Indoguna yang dipolice line,red).

Dalam kasus ini, Rosi mengaku baru tahu ada pembicaraan soal kuota daging antara Elda dan Luthfi saat menjadi perantara keduanya. Sebelumnya ia hanya tahu Elda mengurus soal benih, bukan pengurusan impor daging. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Direktur Penuntutan KPK jadi Kajati Banten

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler