Mabes Polri Tetapkan Status Waspada Teror

Jumat, 31 Agustus 2012 – 15:55 WIB
JAKARTA-- Dalam satu bulan terakhir ini teror terhadap kepolisian di wilayah Solo, Jawa Tengah telah terjadi sebanyak tiga kali. Dua kali penembakan dan satu kali pelemparan granat. Melihat situasi tersebut, Markas Besar Polri meminta para anggota kepolisian untuk selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi.

"Diinstruksikan pada petugas kita untuk waspada dalam langkah preventif dan upaya untuk terus melaksanakan langkah penegakan hukum. Peluang terjadi tetap terbuka," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8).

Polri kini mempelajari gerak-gerik kelompok penembak yang diduga memetakan target penyerangan pada petugas kepolisian di pos polisi yang hanya memiliki jumlah kekuatan kecil untuk melawan.
Boy bahkan mengkategorikan pelaku penembakan bukan lagi masuk dalam kejahatan biasa, melainkan kejahatan terorganisir dan melakukan perbuatan teror.

"Pelaku pasti telah mempersiapkan untuk melakukan hal itu. Ini bukan kejahatan konvesional lagi, tapi sudah mengarah didefinisikan pada perbuatan teror,"pungkas Boy.

Seperti yang diketahui dua peristiwa sebelumnya terjadi pada 17-18 Agustus 2012 lalu. Pada penyerangan pertama, 17 Agustus 2012, orang tidak dikenal memberondong pos pengamanan di Gemblekan, dengan senjata api FN, yang meninggalkan tujuh selongsong peluru dan menyebabkan dua polisi terluka. Pada serangan kedua, 18 Agustus 2012, di Gladak, pos polisi dilempar dengan granat nanas. Meski tidak menyebabkan korban tewas dan kerusakan material, serangan itu sempat menyebabkan kepanikan dan keresahan.
    
Identitas pelaku yang tercatat hanya pakaian dan arah pelarian. Dalam dua penyerangan itu, pelaku penyerangan mengendarai sepeda motor dan melancarkan aksi dengan cepat. Saksi hanya melihat pelaku dua orang berboncengan, mengenakan jaket hitam serta helm biru gelap.
    
Pada penyerangan kedua, pelaku diduga berasal dari arah Jalan Jenderal Sudirman, Gladag lalu melarikan diri ke arah timur, ke Jalan Mayor Sumaryo. Polisi tidak bisa mengejar, karena saat dilempar granat semua tiarap hingga terjadi ledakan.
    
Saat itu, penyidik juga mempelajari motif dendam perorangan terhadap anggota yang sedang bertugas saat itu. Belum usai penyelidikan dua peristiwa ini, pelaku yang diduga dari kelompok yang sama kembali meneror pos polisi di Singosaren, Solo. Satu polisi Aipda Dwi Data tewas dengan empat tembakan oleh orang tak dikenal yang juga mengendarai sepeda motor saat beraksi.(flo/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Sudah Periksa 13 Saksi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler