Macan ABlinken

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 22 Maret 2021 – 05:05 WIB
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - APA yang terjadi ketika Tiongkok dan Amerika bertemu lagi secara langsung? Setelah Joe Biden menggantikan Donald Trump?

Pertama-tama seperti adegan sandiwara. Menteri Luar Negeri Amerika Anthony John Blinken bicara 'tembak langsung'.

BACA JUGA: Anti Pro

Tokoh berpembawaan halus itu langsung mengecam Tiongkok di banyak sektor: penghancur demokrasi di Hong Kong, melanggar hak asasi manusia di Xinjiang, dan membuat ketegangan di Taiwan dan Laut China Selatan.

Blinken berumur 58 tahun. Darahnya Yahudi –dari leluhurnya di Romania. Hobinya main musik.

BACA JUGA: Ide Mirip Cohen

Lihatlah di YouTube: ABlinken. Dia posting lagu berjudul Lip Service.

Pendidikan sosialnya di Harvard University. Ilmu hukumnya dari Columbia University.

BACA JUGA: Jack Ma

Pada pembukaan pertemuan dengan delegasi Tiongkok itu Blinken tahu: waktu yang diberikan kepadanya hanya 2 menit.

Maka dia mengabaikan basa-basi diplomasi. Itu pun waktu 2 menit tidak cukup –molor sedikit.

Sementara itu Yang Jiechi, ketua delegasi Tiongkok, juga tahu: dia harus membalas kecaman itu. Namun waktu yang diberikan kepadanya juga hanya dua menit –sesuai dengan protokol yang sudah disepakati.

Mr Yang seperti emosi. Kata-kata pembukaan dari Blinken itu dia nilai terlalu menyerang Tiongkok. Mr Yang menganggap Blinken telah mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Waktu dua menit pun lewat. Lima menit lewat. Sepuluh menit lewat. Mendekati 20 menit barulah Mr Yang selesai membalas serangan Blinken.

Begitulah gambaran pembukaan acara dialog Amerika-Tiongkok Kamis-Jumat lalu. Lokasinya di Alaska –di kota Anchorage.

Para pengamat menilai adegan pembukaan yang saling serang seperti itu diperlukan. Untuk konsumsi dalam negeri masing-masing.

Blinken perlu menunjukkan sikap keras karena tidak ingin pemerintahan Biden dibilang lemah –dibanding Trump. Mr Yang sendiri juga harus terlihat keras di mata rakyat Tiongkok.

Namun pidato 20 menit itu benar-benar pelanggaran protokol. Terlalu jauh dari jatah 2 menit.

Pembalasan Mr Yang terlalu telak di mata Blinken. Apalagi Mr Yang sempat juga mengecam Amerika dalam hal hak-hak asasi manusia. Begitu banyak pelanggaran HAM di Amerika sendiri belakangan ini, kata Mr Yang.

Maka begitu Mr Yang selesai pidato, Blinken berdiri –di luar protokol. Adegan ini sangat spontan. Blinken minta agar media jangan bubar dulu. Ia ingin menanggapi pidato Mr Yang.

Puas. Sandiwara pun selesai.

Mereka lantas masuk ke dalam acara yang sebenarnya. Tertutup. Tidak bisa dihadiri media. Tidak ada sandiwara lagi.

Mereka bicara banyak agenda. Dengan nada baik-baik saja. Mulai dari perdagangan sampai hubungan internasional. Mulai dari tarif impor-ekspor sampai sikap bersama atas Iran dan Korea Utara.

Meski ketua delegasi Tiongkok itu bukan menlu-nya sendiri, tetapi Blinken tahu: Mr Yang Jiechi adalah orang dekat Presiden Xi Jinping. Dia memang bukan menteri luar negeri, tetapi pernah menjadi menteri luar negeri yang sukses.

Mr Yang adalah orang yang tahu persis Amerika. Dia lama menjadi staf Kedutaan Tiongkok di Washington DC. Lalu meningkat menjadi duta besar di situ.

Hubungannya dengan Presiden George Bush juga sangat baik. Saat Bush melakukan perjalanan ke Tibet, Mr Yang-lah yang mendampingi. Keduanya begitu akrab. Sampai-sampai Bush memberi nama panggilan khusus pada Mr Yang:  Mr Tiger.

Itu karena Mr Yang lahir tahun 1950 –tahun macan. Dan kata terakhir namanya, Yang JieChi itu. Chi juga mirip huruf Hu yang artinya: macan.

Blinken sendiri orang kepercayaan Biden. Bahkan sejak Biden masih menjabat wakil presiden dahulu.

Selama masa kampanye kemarin Blinken menjabat tim kampanye. Membawahi bidang kebijakan luar negeri.

Dua 'orang dekat' itu pun akhirnya bertemu. Sudah lama peristiwa ini ditunggu. Siapa tahu ganti presiden ganti pula suasana.

Tentu tidak mudah pun kalau hanya membalik tangan. Perlu proses bertahap. Pertemuan dua hari di Alaska itu pun akhirnya belum bisa menghasilkan kesepakatan apa-apa.

Perbedaan mereka sudah terlalu jauh. Dua-duanya negara besar –yang tidak mau juga malu besar.

Namun, setidaknya mereka sudah bertemu muka. Dan lagi Amerika kini punya kebijakan baru: akan lebih banyak mengonsultasikan kebijakan luar negerinya dengan negara-negara sahabatnya.

Blinken mengakui di negaranya sendiri demokrasi juga lagi mengalami kemunduran. "Namun kami tidak menyembunyikannya. Lalu kami membahasnya secara demokratis dan terbuka," katanya –seperti menyindir cara Tiongkok menyembunyikan persoalan.

Tiongkok memang mempersoalkan gaya Amerika yang memaksakan kehendak ke negara lain. Termasuk lewat pengerahan armada perangnya.

"Kami memang pernah juga mengirim armada besar ke mana-mana, tetapi tidak pernah menjadikan wilayah yang didatangi armada Cheng Ho sebagai jajahan," kata Mr Yang.

Kedua delegasi masih belum sepakat di banyak agenda. Namun, setidaknya, sudah sepakat soal penyelesaian nuklir Iran dan Korut.

Asam di gunung masih jauh dari garam di laut, tetapi setidaknya sudah tersedia belanganya.(disway.id)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Terowongan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler