Macron Sudutkan Islam, Politikus PAN Ajak Umat Boikot Produk Prancis

Selasa, 27 Oktober 2020 – 13:38 WIB
Saleh Partaonan Daulay serukan boikot produk Prancis. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana harian (Plh) Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyusul kejadian tewasnya guru sejarah yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai bahan ajaran ke murid di sana.

"Saya menyayangkan dan mengecam keras sikap dari Presiden Prancis tersebut," kata Saleh dalam pesan singkatnya kepada awak media, Selasa (27/10).

BACA JUGA: Bukhori Desak Presiden Macron Minta Maaf

Menurutnya, Macron melontarkan pernyataan yang tidak memedulikan perasaan umat, yang saat ini tersakiti akibat penyebaran kartun Nabi Muhammad SAW.

Nyatanya, Macron justru terkesan menyudutkan Islam setelah kejadian tewasnya guru sejarah itu.

BACA JUGA: Ditemani Berkaraoke, Pensiunan PNS Ini Pengin Lebih, Ditolak, Terjadilah

"Umat tentu harus betul-betul meningkatkan solidaritas, karena ada semacam penggiringan opini, saya kira, yang dilakukan oleh Presiden Macron seakan-akan Islam itu adalah radikalis dan pandangannya sangat berorientasi pada kekerasan," ujar Saleh.

Dia pun berharap, umat bersatu padu setelah pernyataan Macron.

BACA JUGA: Rompi Kuning Kembali Beraksi, Macron Kerahkan 89 Ribu Polisi

Misalnya memberi pelajaran ke Prancis yang dipimpin Macron. Caranya memboikot setiap produk asal Prancis.

"Kami berharap seluruh elemen umat Islam betul-betul bersatu-padu untuk memberikan pelajaran kepada Prancis, salah satu hal yang bisa dilakukan, satu hal konkret adalah memboikot seluruh produk-produk yang datang dari Prancis," timpal dia.

"Di Indonesia ini banyak sekali perusahaan Prancis, produk-produk mereka banyak diperjualbelikan di sini dan sebetulnya salah satu manisfestasi dari solidaritas sebagai umat Islam yang mayoritas di dunia, yaitu memboikot produk-produk tersebut," tutur dia.

Menurut Saleh, upaya boikot produk Prancis menjadi penting agar pimpinan di dunia tidak mudah menyudutkan Islam. Terlebih mengarahkan Islam mendukung tindak kekerasan.

"Saya kira ini penting dilakukan supaya perilaku seperti ini tidak terjadi lagi. Sebab, sangat disayangkan, kok ada kepala negara yang bertindak seperti itu."

"Tentu sangat tidak pantas, karena kalau sudah pada tataran kepala negara yang melakukan, itu dikhawatirkan akan memicu munculnya rasa saling curiga dan saling benci. Bahkan, bukan hanya antara umat beragama tetapi juga antarnegara," pungkasnya. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler