Madrid Kalah Terus, Ancelotti Mulai Panik

Senin, 15 September 2014 – 09:02 WIB
Carlo Ancelotti mulai panik.

MADRID - Berapa lama lagi entrenador Real Madrid Carlo Ancelotti membutuhkan waktu? Saat kalah melawan Real Sociedad 2-4 (1/9), Italiano 55 tahun itu beralasan Real perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan kehadiran pemain anyar. Hingga laga ketiga Primera Division kemarin (14/9) dini hari melawan Atletico Madrid, waktu ternyata belum juga cukup bagi Ancelotti.
      
Tim asuhannya dibekuk 1-2 tepat di depan puluhan ribu Madridistas yang memadati Santiago Bernabeu. Dua gol Atleti"julukan Atletico"dicetak Tiago Mendes di menit ke-10 via sundulan memanfaatkan tendangan pojok. Sempat menyamakan melalui tendangan penalti Cristiano Ronaldo di menit ke-26,  Arda Turan membalasnya melalui kerjasama yang sempurna dengan Raul Garcia di menit ke-76.
      
Hasil tersebut membuat start Real musim ini babak belur. Dari tiga laga perdana di kasta tertinggi sepak bola Spanyol itu, mereka hanya meraih tiga angka. Itu adalah perolehan poin terendah mereka sejak musim 2005-2006. Real harus segera berbenah jika tidak ingin mengulangi hasil akhir musim itu. Yakni, hanya finis di posisi kedua.
      
Selain itu, hasil tersebut membuat sejarah baru tercipta. Untuk kali pertama dalam sejarah Derbi Madrileno sejak 1928-1929, Atleti mengalahkan Real di kandangnya dua kali berturut-turut. Musim lalu pasukan Diego Simeone itu membekuk Real 0-1 di Bernabeu.
      
Bek Atleti, Diego Godin, sangat gembira dengan hasil tersebut. Apalagi, dia ikut bermain di dua laga away yang monumental itu. "Kami sangat bahagia. Kami gembira dengan  kemenangan yang kami raih dan kerja keras yang kami lakukan," kata Godin seperti dikutip Marca.
      
Selama ini Real memang lebih dominan dalam bentrok dua tim sekota itu. Namun, dua musim belakangan Atleti mulai berontak. Musim lalu Real bahkan tak bisa mengalahkan Atleti di Primera Division. "Melawan Real selalu berat. Kami merasakan penderitaan yang luar biasa sebelum akhirnya bisa memenanginya," ungkap pemain timnas Uruguay tersebut.
      
Dalam laga tersebut, Ancelotti tidak memainkan formasi 4-3-3 seperti yang dia pakai di dua laga sebelumnya. Mantan pelatih AC Milan dan Chelsea itu menerapkan formasi 4-2-3-1. Dengan Sami Khedira cedera, dia memasang Luka Modric dan Toni Kroos sebagai duet pemain jangkar.
      
Di kompartemen serangan, trio BBC (Gareth Bale, Karim Benzema, Cristiano Ronaldo) bergerak sangat cair. Mereka saling bertukar posisi. Ronaldo yang musim lalu selalu bergerak di areal sayap kiri, kemarin lebih bervariasi. Dia kadang di tengah bahkan di kanan. Sementara, Bale dan Benzema saling menyesuaikan dan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan.
      
Meskipun begitu, Ronaldo tetap berbahaya. Umpan matangnya dari sayap kanan kepada Benzema menciptakan peluang matang di depan gawang Miguel Angel Moya. Namun, heading bomber Prancis dalam jarak dekat itu masih bisa ditepis kiper 30 tahun tersebut.
      
Variasi serangan yang digagas Ancelotti itu terbukti tidak efektif. Real memang memainkan skema permainan cepat dan direct. Tapi, tidak ada yang mampu mengkonversinya menjadi gol. Benzema kembali menjadi sorotan. Di babak pertama, umpan Ronaldo tak bisa dimanfaatkan striker 26 tahun tersebut meski sudah one-on-one dengan Moya.
      
"Di babak pertama, beberapa kali Real menyerang dengan cepat dan efektif. Sangat sulit menghentikan mereka. Tapi, di babak kedua kami lebih berkembang. Kami tenang membawa bola dan menciptakan peluang," papar Godin.
      
Atleti memang harus diacungi jempol. Los Rojiblancos mulai menemukan kembali gaya permainan yang mengantarkan mereka memenangi Primera Division musim lalu. Yakni, bermain dengan pressure ketat dengan pertahanan yang solid. Mereka juga tidak segan bermain keras. Total, ada enam pemain yang diganjar kartu kuning di laga kemarin.
      
Padahal, Atleti ditinggal empat pemain kunci mereka. Trio Filipe Luis, Diego Costa, dan Thibaut Courtois ke Chelsea sedangkan David Villa ke New York City. Godin enggan mengungkapkan apakah skuad sekarang lebih unggul dibanding musim lalu.
      
"Saya tidak bisa mengatakan tim ini lebih baik atau lebih buruk. Sebab, kami memiliki pemain yang berbeda. Banyak hal yang berubah tapi yang terpenting adalah tim ini mempertahankan mentalitasnya. Itu adalah kunci," kata Godin.
      
Di laga kemarin, kiper Real Iker Casillas menjadi sasaran cemoohan para suporter. Beberapa kali mereka bersiul kencang ketika Casillas membawa bola. "Kami merasa buruk karena kami telah bekerja keras tapi tidak ada hasil yang bisa kita dapatkan. Kekalahan ini sangat menyakitkan," kata Casillas seperti dikutip Football Espana.
      
"Suporter sangat sadar apa yang mereka lakukan. Jika mereka merasa harus bersiul, mereka akan melakukannya. Yang saya perlu lakukan hanyalah terus berlatih dan meresponnya dengan cara terbaik yang saya tahu," ungkap kiper 33 tahun tersebut. (aga)

BACA JUGA: Sengit, Milan Tumbangkan Parma 5-4

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mancini Ingin Tangani Timnas Portugal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler