jpnn.com, MAGELANG - Sejak tahun 1970 silam, Kabupaten Magelang sudah mengembangkan bawang putih lokal. Kala itu, geliat petani sangat tinggi.
Seiring berjalannya waktu, pengembangan bawang putih sempat menurun, dan pada tahun 2012, geliat bawang putih berkembang kembali dan sempat mencapai harga Rp. 35 ribu perkg.
BACA JUGA: Peringkat Ketahanan Pangan Indonesia Terus Membaik
Namun, harga tersebut hanya berlangsung selama 10 hari dan setelah itu harga bawang putih turun kembali menjadi Rp. 10.000 perkg.
Pada tahun 2016-2017, geliat bawang putih kembali normal di mana para petani semangat berbudidaya seiring dengan munculnya program bawang putih nasional dari Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian.
BACA JUGA: Maluku Tenggara, Mutiara Baru Sentra Bawang Merah dari Timur
Kasie Sayuran dan Tanaman Obat Dinas Pertanian Tananam Pangan Kabupaten Magelang, Yoga Sosilo mengatakan bahwa potensi pengembangan bawang putih sangat menjanjikan.
Potensi bawang putih bisa mencapai 3.000 Ha yang tersebar di 4 Kecamatan yaitu Windusari, Kaliangkrik, Kajoran dan Pakis. Dari 4 Kecamatan tersebut masing masing telah siap penangkar benihya. Bahkan, benih varietas lumbu kuning saat ini yang tersedia sekitar 300 ton.
BACA JUGA: Meneropong Potensi Bawang Putih di Kaki Gunung Semeru
"Kabupaten Magelang siap mengamankan dan menyukseskan program swasembada bawang putih 2021 sebagaimana yang diamanahkan oleh Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman," ungkapnya.
Ketua Kelompok Tani Sidoluhur Desa Giri Mulyo sekaligus champion bawang putih Kabupaten Magelang. Farihin dan Ketua Kelompok Tani Subur Desa Gunung Sari Kecamatan Windusari, Madio pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa potensi pengembangan bawang putih di wilayahnya bisa mencapai 300 Ha.
Madio menambahkan, saat ini kelompok tani umumnya mengembangkan varietas Lumbu Kuning dengan produktivitas rata rata 7-8 Ton/ha.
"Benih lokal yang ada di gudang kami sekitar 150 ton, sehingga benih di wilayah kami aman, bahkan beberapa daerah sentra bawang putih seperti Sulawesi telah mengambil benih dari kelompok kami," pangkasnya.
Ketua kelompok tani amanah Desa Adipura Kecamatan Kaliangkrik, Fathul Hakim mengatakan bahwa potensi pengembangan di wilayahnya mencapai 1.000 Ha.
"Saat ini kelompok kami dengan biaya swadaya telah membangun gudang benih (ukuran 48 meter x 9 meter ) dengan daya tampung benih saat ini 50 ton. Benihnya siap dalam 2 bulan kedepan, bahkan stok benih di rumah kelompok binaan juga masih lumayan banyak," jelasnya.
Hakim menambahkan bahwa permintaan benih dari beberapa sentra seperti Sulawesi dan Sumatera cukup banyak.
Ketua kelompok tani Ngudi Makmur Desa Sukomakmur Kecamatan Kajoran, Kabul dan Kepala Dusun Naden, Hery mengatakan bahwa potensi pengembangan bawang putih tersebar di 2 desa yaitu sukamakmur dan sutopati seluas 500 ha.
"Wilayah kami telah mendapatkan Dana APBN seluas 8 ha dengan Produktivitas 6-7 ton/ha, varietas lumbu kuning. Hery, menambahkan Kami siap menyukseskan dan mengembangkan bawang putih," ujarnya.
Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi Direktorat Jenderal Hortikultura Agung Sunusi mengatakan, Magelang sangat prospektif menjadi sentra penyangga bawang putih nasional sekaligus menjadi penyedia benih khusus nya varietas lumbu kuning. Saat ini magelang sudah bermitra kurang lebih 5 importir wajib tanam.
"Kami mendorong dan terus berupaya mensupport dana APBN sejak tahun 2017-2018 dan kami telah mengalokasikan 400 Ha untuk pengembangan bawang putih. Kami harapkan Kabupaten Magelang terus berbenah terutama dalam menyiapkan SDM yang tangguh untuk mewujudkan swasembada bawang putih 2021 dan menjadi penyangga benih nasional, pangkasnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Genjot Pemanfaatan Lahan Rawa
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh