JAKARTA-Pasangan yang diusung PDIP dan Partai Gerindra, Jokowi-Ahok, berdasarkan hasil penghitungan cepat memenangkan putaran pertama Pilkada DKI 2012. Kemenangan Jokowi dinilai bukan karena pengaruh partai politik (parpol) pendukung melainkan murni karena faktor figur Jokowi sendiri.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Ibramsyah mengatakan, hal itu terbukti dari keoknya cagub usungan Partai Golkar, Alex Noerdin. Artinya, menurut Ibramsyah, masyarakat sudah tidak lagi mempertimbangkan partai pengusung calon gubernur.
"Pelajaran dari Pilkada DKI kemarin, Alex yang diusung partai besar seperti Golkar dan PPP jatuh di posisi kelima hasil dari perhitungan cepat. Ini membuktikan bahwa warga terutama di Jakarta sudah tidak lagi melihat partai pengusung di balik kandidat," Ibramsyah saat dihubungi wartawan, Kamis (12/7).
Ibramsyah menambahkan, kemenangan Jokowi menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta merindukan sosok figur pemimpin yang dekat dengan rakyat. Menurut Ibramsyah, figur birokrasi maupun tokoh nasional mulai dikesampingkan warga Jakarta.
"Pemimpin seperti sosok Jokowi dinilai lebih memperlihatkan figur yang dekat dengan rakyat, sedangkan sosok Foke yang cenderung birokratis dan Hidayat yang diusung-usung sebagai tokoh nasional sudah tidak populer lagi di mata warga Jakarta," papar Ibramsyah.
Menurut Ibramsyah, calon gubernur independen yang tidak didukung parpol semestinya bisa mendulang suara masyarakat. Hanya saja, calon independen selalu lemah dalam membentuk basis massa.
"Independen selama ini memiliki kelemahan jaringan dan basis massa yang tidak kuat di grassroot, tidak seperti calon dari partai politik. Sehingga pas pemilihan seringkali massa mereka tercerai-berai," pungkas Ibramsyah. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foke Kalah di Kandang Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi