jpnn.com - Saya sering salah menuliskan Filipina. Kadang Philipina. Kadang Philippina. Kadang Phillipina.
Presidennya sendiri kini usul: nama Filipina diganti dengan Maharlika. Lebih pribumi, katanya.
BACA JUGA: Tiga Baru
Nama Philippina memang diambil dari penjajah. Raja Philip II. Yang dulu menjajah Filipina.
Raja Philip II sebenarnya tidak hanya menjajah Filipina. Juga menguasai Portugal, sebagian Italia dan sebagian besar Belanda. Pun sampai sebagian Inggris. Di tahun 1500-an.
BACA JUGA: Lulu dan Nana
Sedang Maharlika berasal dari bahasa Melayu. Melayu Tagalog. Yang berakar pada bahasa Sansekerta. Artinya: bebas, merdeka, damai, sejahtera.
Juga lebih nasionalis.
BACA JUGA: RR: Riuh dan Ruwet
Ide mengganti Filipina menjadi Maharlika sebenarnya tidak baru. Pernah juga diwacanakan oleh Presiden Ferdinand Marcos. Tetapi keburu jatuh. Oleh people power. Menandai berakhirnya orde baru yang otoriter di sana.
Presiden Duterte sendiri rasanya juga tidak sempat membidani nama baru itu. Masa jabatannya tidak sampai setahun lagi. Di Filipina seorang presiden hanya boleh satu masa jabatan.
Tentu tidak mudah mengganti nama negara. Toh tidak ada pemicu yang kuat. Kecuali alasan nasionalisme tadi.
Beda dengan Macedonia. Yang bulan lalu berubah nama. Menjadi Macedonia Utara.
Alasannya kuat: daripada rebutan nama. Yang berlarut-larut. Menghabiskan energi. Tidak ada hasilnya.
Penyebabnya: Macedonia bertetangga dengan Macedonia. Yang terakhir itu adalah nama provinsi paling utara di Yunani. Yang merasa lebih Macedonia dibanding Macedonia.
Pertengkaran tidak habis-habisnya. Sejak Macedonia merdeka. Dari Yugoslavia. Dengan menggunakan nama negara Macedonia.
Masalahnya: Macedonia ingin segera menjadi anggota masyarakat Eropa. Agar cepat makmur. Juga menjadi anggota NATO. Tetapi selalu terganjal nama. Digugat oleh Macedonia-nya Yunani.
Rakyat di Macedonia juga berkeras. Mereka merasa berhak menggunakan nama negaranya Macedonia. Justru yang di Yunani itu kan hanya sebuah provinsi.
Tetapi akhirnya yang waras mengalah. Demi kemajuan negara. Rakyat Macedonia melakukan referendum. Akhir tahun lalu. Hasilnya: perubahan nama negara menang tipis. Menjadi Macedonia Utara.
Rakyat Provinsi Macedonia masih belum bisa menerima. Negara itu tidak boleh sama sekali menggunakan kata Macedonia. Biar pun diberi tambahan Utara.
Persoalan ini sampai dibawa ke parlemen Yunani. Akhirnya parlemen mengakui nama Macedonia Utara. Akal sehat memperoleh kemenangan.
Kalau saja Filipina berubah menjadi Maharlika itu juga tidak baru. Myanmar dulu juga bernama Burma.
Pernah juga ada yang usul. Nama Indonesia diubah menjadi Asia Raya. Mumpung belum ada yang menggunakan nama itu. Biar tidak berbau Indo. Menjadi lebih gagah: Asia Raya.
Tetapi wacana itu tidak pernah mendapat sambutan. Nama Indonesia sudah menjadi garis tangan. Siapa tahu juga membawa kedamaian dan kemakmuran.(***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Untung Ada Komentar
Redaktur : Tim Redaksi