jpnn.com, TANGERANG - Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi penumbuhan pusat inovasi untuk menopang daya saing industri nasional.
Langkah strategis ini sesuai penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam kesiapan memasui era digital.
BACA JUGA: Apple Airpod 2 Bakal Hadir dengan Kemampuan Ngecas Lebih Cepat
“Selain meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan, upaya tersebut juga memacu sumber daya manusia (SDM) di Indonesia agar lebih kompeten. Ini merupakan amanat dari Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara The First Apple Developer Academy Graduation Fair di BSD City, Tengerang, Banten, Selasa (12/3).
Menperin memberikan apresiasi kepada perusahaan teknologi Apple yang telah merealisasikan komitmen untuk mendirikan Apple Developer Academy di Indonesia.
BACA JUGA: Dikritik Kemahalan, Apple Bakal Turunkan Harga MacBook Air
Lokasi yang dibangun di BSD City, yang juga merupakan pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia.
“Yang dilakukan Apple Indonesia ini berperan penting pula guna menciptakan produk yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya.
BACA JUGA: Petinggi Apple Singgung Internal Terkait HP Layar Lipat
Bahkan, sejalan dengan kebijakan pemerintah mendorong pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak.
Pendirian akademi ini bagian dari proposal Apple untuk memenuhi ketentuan regulasi mengenai TKDN.
Dalam proposalnya, PT Apple Indonesia memilih skema penghitungan TKDN berbasis pada pengembangan inovasi dengan nilai total investasi sebesar USD44 juta dengan jangka waktu tiga tahun, terhitung sejak tahun 2017.
Kesungguhan PT Apple Indonesia dalam membangun pusat inovasi di Indonesia telah ditunjukkan dengan akan segera diresmikannya dan beroperasinya Apple Developer Academy yang kedua di Surabaya, dan yang ketiga di Nongsa Digital Park, Batam pada tahun 2019.
Menperin optimistis, hadirnya pusat inovasi yang dibangun oleh Apple akan mampu menghasilkan pengembang yang dapat memberikan manfaat di tengah perkembangan era revolusi industri 4.0 di Indonesia.
“Para lulusannya ini mempunyai kompetensi yang world class,” tegasnya.
Di samping itu, Apple Developer Academy bertujuan menantang dan menginspirasi siswa melalui pendekatan berbagai bidang dalam pengajaran dan pembelajaran.
Selain itu, menjadi wadah yang disediakan oleh Apple untuk memberikan siswa mengenai kemampuan dalam membuat ide mereka menjadi aplikasi dan dipasarkan melalui App Store.
“Berdasarkan laporannya, sebanyak 70 perusahaan dari berbagai macam sektor sudah datang ke akademi sini. Mereka menghendaki talent-talent di sini segera dipekerjakan, sehingga demand-nya semakin tinggi. Lulusan ini juga didorong menjadi entrepreneur,” papar Airlangga.
Pada batch perdana ini, Apple Developer Academy meluluskan sebanyak 166 siswa yang telah melakukan pelatihan satu tahun dengan fasilitas berteknologi canggih. Mereka telah menghasilkan 33 aplikasi yang sudah ada di App Store.
Misalnya, aplikasi tentang donor darah, aplikasi mencari masjid terdekat, aplikasi artificial intelligence untuk cari pekerjaan, dan aplikasi tentang traveling.
Sedangkan, batch kedua akan dimulai pada 29 Maret 2019 dengan jumlah siswa sebanyak 200.
“Semoga ini menjadi inspirasi bagi perusahaan lainnya dalam membangun ekosistem inovasi,” imbuhnya.
Menperin juga menginginkan, agar akademi ini melibatkan para penyandang disabilitas. Sebab, di tengah keterbatasan, mereka diyakini bisa berpotensi dalam upaya pengembangan teknologi digital.
Apalagi, Indonesia memiliki peluang besar dalam penerapan ekonomi digital.
“Hingga tahun 2030, kita butuh 17 juta orang yang bekerja di bidang ekonomi digital, yang mana 4 persen akan bekerja di sektor manufaktur dan sisanya di jasa industri terkaitnya. Ini pun momentum kita dalam menikmati masa bonus demografi sampai 2030,” terangnya.
Potensi lainnya, Indonesia saat ini memiliki 30 juta orang yang menjadi konsumen e-commerce, baik itu mereka yang menjual maupun membeli produk dengan menggunakan teknologi digital.
Bahkan, nilai potensi pasarnya diproyeksi dapat terus bertumbuh, dari yang saat ini sebesar USD8 miliar akan menjadi USD20 miliar pada tahun 2022.
“Inilah kesempatannya untuk semua lulusan akademi Apple bisa merebut pasar terebut. Diharapkan, selain dapat meningkatkan pasar domestik, juga dapat memperluas untuk pasar ekspor sehingga semakin banyak lulusan yang mampu mengembangkan aplikasi iOS dan dapat mengembangkan
ekonomi berbasis digital, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” pungkasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MacBook Pro Terbaru Bakal Berlayar 16,5 Inci, Patut Ditunggu
Redaktur & Reporter : Natalia