Mahasiswa Meninggal Saat Diklatsar Menwa, Begini Tanggapan UNS Solo

Senin, 25 Oktober 2021 – 15:36 WIB
Salah satu anggota kepolisian sedang memperlihatkan sejumlah barang bukti pada kasus kematian salah satu mahasiswa UNS saat mengikuti Diklatsar Menwa di Solo, Senin (25/10/2021). ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, SOLO - Seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bernama Gilang Endi (23) dikabarkan meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar Resimen Mahasiswa (Diklatsar menwa) di Sungai Bengawan Solo, kawasan Jurug, Minggu (24/10) petang.

Pihak UNS Solo membenarkan kabar meninggalnya mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS Angkatan 2020 itu.

BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Mahasiswa UNS Mengeluh Kaki Kram

Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto mengatakan pihak kampus belum mengetahui penyebab meninggalnya mahasiswa tersebut. 

"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua, makanya biar ketemu jawabannya dan pihak keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan autopsi, ini bisa lebih menjelaskan kenapa," katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (25/10). 

BACA JUGA: Mahasiswa UNS Solo Meninggal saat Mengikuti Diklatsar Menwa, Polisi Langsung Bergerak

Menurutnya, saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain yang mengikuti kegiatan tersebut. Pihaknya tidak ingin masuk ke wilayah tersebut. Selain itu, dia juga mengajak untuk menunggu hasil autopsi yang dilakukan pihak berwajib. 

“Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar, adalah baik dari pihak komandan batalyon, komandan Menwa, dan komandan provost mengatakan bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus, hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," katanya.

BACA JUGA: Mahasiswa Tewas di Parkiran Mal Palembang, Hasil Penyelidikan Polisi Ternyata

Dia mengatakan bahwa akibat kejadian tersebut, kegiatan yang dimulai pada Sabtu (23/10) dan seharusnya selesai Minggu (31/10) itu untuk sementara ini dihentikan.

Mengenai kegiatan yang dilakukan selama diklatsar, kata dia, salah satunya orientasi lapangan dimulai dari pengecekan kesehatan, pengambilan helm, hingga orientasi lapangan itu sendiri.

"Peserta ini berjalan menuju fakultas teknik, kemudian menuju ke danau, berhenti di jembatan di situ. Selanjutnya, ada aktivitas fisik, ada juga materi dan pada sore hari kembali ke markas di sini," katanya.

Dia mengatakan saat ini pihak kampus masih menjaga praduga tak bersalah dalam kasus tersebut.

"Kami pokoknya akan mendasarkan pada bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun medis untuk buat langkah jelas untuk unit kemahasiswaan seperti ini. Prinsipnya, kami jaga praduga tak bersalah sebelum informasi lengkap dari pihak kepolisian," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler