Mahasiswa Menolak Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur Saat Hadiri Diskusi OIC Youth Indonesia

Kamis, 21 Desember 2023 – 05:57 WIB
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam Bersatu (AMIB) menolak keberadaan Abdulhakim Idris di Indonesia saat acara Pemuda Organisasi Kerja Sama Islam (OIC Youth) Indonesia menggelar acara konferensi pers dan dialog tentang penderitaan dan kondisi terkini Uighur di Hotel Marrakesh Inn, Jakarta Pusat, Selasa (19/12). Foto: Dok. AMIB

jpnn.com, JAKARTA - Pemuda Organisasi Kerja Sama Islam (OIC Youth) Indonesia menggelar acara konferensi pers dan dialog tentang penderitaan dan kondisi terkini Uighur di Hotel Marrakesh Inn, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).

Diskusi yang dibuka oleh Presiden OIC Youth Astrid Nadya Rizqita itu turut menghadirkan dua narasumber, di antaranya peneliti Studi Uighur Imam Sopyan dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur Abdulhakim Idris.

BACA JUGA: OIC Youth Indonesia Gelar Seminar Tentang Masyarakat Uighur

Kehadiran Abdulhakim Idris menuai kontroversi dari sejumlah pihak. Pada waktu bersamaan, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam Bersatu (AMIB) menolak keberadaan Abdulhakim Idris di Indonesia.

Penolakan itu tertulis dalam poster yang dibawa oleh pengunjuk rasa. Beberapa poster juga bertuliskan “Tolak!!! Keberadaan Abdulhakim Idris di Indonesia”.

BACA JUGA: Didesak Qin Gang soal Isu Uighur, Menlu Turki Berjanji Tidak Serang China

Poster lainnya bertuliskan “Patut Diduga Pustaka Al Kautsar Corong Propaganda Abdulhakim Idris”.

Pasalnya, sebagai Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur Abdulhakim Idris diduga menjadi corong kepentingan negara barat.

BACA JUGA: Delegasi Muslim Dunia Terkesan Melihat Kehidupan Etnis Uighur di China

“Jika hari ini masyarakat tahu terkait misi propaganda yang dibangun Saudara Abdulhakim Idris, maka saya pastikan saudara-saudara sebangsa setanah air akan ikut kami. Dalam hal ini untuk menolak launching buku kolonialistik China terhadap Uighur,” ujar salah seorang pengunjuk rasa.

Gerakan propagandanya juga diduga telah sponsori pihak barat guna kepentingan tertentu.

Beberapa artikel dan tulisannya dicetak menjadi buku yang diterbitkan Pustaka Al Kautsar.

Di sisi lain, pemikiran Abdulhakim Idris juga ekstrem menentang perjuangan Hamas di Palestina melawan Israel.

Praktis, pemikiran itu sangat berlawanan dengan sikap pemerintah dan rakyat Indonesia yang mayoritas mendukung kemerdekaan Palestina.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler