Mahasiswa Minta Bagian Dana Bos?

Kamis, 12 Januari 2012 – 08:45 WIB

TANGSEL-Pencairan dana BOS untuk siswa SD dan SMP di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kisruh. Pasalnya, mahasiswa yang berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Tangsel dituding melakukan pemerasan terhadap institusi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangsel sebesar Rp 20 juta terkait pencairan dana BOS tersebut.

Informasi yang dihimpun INDOPOS (Grup JPNN), dugaan pemerasan itu terjadi saat BEM se-Kota Tangsel hendak menggelar demonstrasi, Senin (9/1) ke Pemkot Tangsel guna mengkritisi pencairan dana BOS triwulan I tahun 2012.  Namun, aksi demo ini urung digelar lantaran perwakilan demonstran menggelar pertemuan dengan perwakilan pejabat Disdik Kota Tangsel.

Dalam pertemuan itu, dua oknum mahasiswa meminta uang Rp 20 juta yang akan diperuntukkan membangun sekretariat BEM se-Kota Tangsel. Di sisi lain, Disdik Kota Tangsel menyiapkan anggaran Rp 1 juta- Rp 5 juta untuk mengganti ongkos transportasi perwakilan mahasiswa yang datang usai menggelar pertemuan tersebut.

”Betul ada upaya itu (pemerasan, Red) kepada Disdik Kota Tangsel. Uang Rp 20 juta itu katanya untuk membangun sekretariat BEM mahasiswa se-Kota Tangsel,” terang salah satu pejabat Disdik Kota Tangsel yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Rabu (11/1) kemarin. Tapi, dana Rp 20 juta yang diminta mahasiswa tidak diberikan. ”Kami tidak berikan,” terang pejabat yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, Ichya,  salah satu koordinator mahasiswa BEM se-Kota Tangsel membantah jika dituding melakukan pemerasan terhadap Disdik Kota Tangsel. ”Kami hanya menggelar audiensi dengan pejabat Disdik Kota Tangsel. Tidak ada pemerasan. Kami tidak pernah memeras Disdik Kota Tangsel. Itu fitnah,” terangnya kemarin.

Ichya juga menambahkan, jika aksi demonstrasi yang akan digelar mahasiswa merupakan bentuk peringatan kepada Disdik Kota Tangsel terkait penggunaan dana BOS 2012. ”Karena selama 2011 lalu, masih banyak temuan pungutan terhadap siswa SD dan SMP. Meskipun, dana BOS sudah digelontorkan pemerintah pusat,” terangnya.

Dia menyebutkan, pungutan seperti terjadi di SMP Negeri 3 dan SD Pondok Benda. ”Kami tidak ingin hal serupa terulang,” tandasnya. Dia juga menduga tudingan mahasiswa dari BEM se- Kota Tangsel yang melakukan pemerasan terhadap Disdik Tangsel hanya isu yang dihembuskan agar mereka tidak berdemo.

”Mereka (pihak Disdik Kota Tangsel, Red) khawatir dan takut. Jadi mereka menghembuskan isu itu. Karena kami menduga selama ini ada kongkalikong antara Disdik Kota Tangsel dan kepsek SD dan SMP di Kota Tangsel untuk tetap melakukan pungutan kepada siswa SD dan SMP dengan dalil tertentu. Padahal dana BOS sudah ada,” tandasnya. (kin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengawasan BOS Dilakukan Berjenjang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler