jpnn.com - jpnn.com - Kepolisian Kota Quebec akhirnya memublikasikan identitas pelaku penembakan di Islamic Cultural Center pada Minggu malam waktu setempat (29/1).
Pelaku yang beraksi sendirian itu bernama Alexandre Bissonnette.
BACA JUGA: Masjid Diserang, Orang Lagi Salat Ditembak, 6 Tewas
Pria Prancis-Kanada tersebut tercatat sebagai mahasiswa jurusan ilmu politik dan antropologi di Laval University, Quebec, Kanada.
Senin (30/1), Bissonnette menjalani hearing pertamanya. Tidak ada kata yang terucap dari mulut pemuda 27 tahun itu.
Memakai pakaian tahanan berwarna putih, dia masuk ke ruang sidang sambil menundukkan kepala. Sidang yang dijaga ketat tersebut hanya berlangsung beberapa menit.
"Kami masih berusaha melengkapi barang bukti. Sidang kembali digelar pada 21 Februari," terang jubir pengadilan.
Minggu malam lalu, polisi langsung menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku.
Salah seorang di antaranya dibekuk di tempat kejadian dan seorang yang lain baru bisa ditangkap setelah polisi melakukan pengejaran.
Namun, setelah melewati proses interogasi dan pemeriksaan, polisi memastikan bahwa aksi penembakan yang memakan enam korban jiwa itu dilakukan satu orang saja.
"Alexandre Bissonnette dijerat dengan enam dakwaan pembunuhan dan lima dakwaan percobaan pembunuhan dengan senjata," kata Thomas Jacques, pejabat pengadilan, mengutip berkas Bissonnette.
Dia mengatakan bahwa pengadilan belum menetapkan dakwaan resmi kepada Bissonnette.
Sebab, belum banyak bukti kuat yang terkumpul. Terutama bukti yang mengarah pada aksi terorisme.
Selain memublikasikan identitas tersangka, polisi membeberkan nama para korban.
Mereka adalah Azzeddine Soufiane, Khaled Belkacemi, Abdelkrim Hassane, Aboubaker Thabti, Mamadou Tanou Barry, dan Ibrahima Barry.
"Semua korban tewas berjenis kelamin pria. Ada yang berprofesi sebagai dosen, apoteker, akuntan, dan penjual daging. Dua korban berkewarganegaraan Guyana," jelas jubir kepolisian.
Aksi keji Bissonnette yang oleh rekan-rekannya diklaim sebagai mahasiswa radikal tersebut juga mengakibatkan 17 orang terluka.
Lima di antaranya kritis karena luka tembak yang parah.
Semua korban kritis dirawat di Quebec City University Hospital.
Sementara itu, 12 korban lain tidak perlu menjalani rawat inap karena hanya terluka ringan.
Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau menyebut aksi lone wolf itu sebagai teror.
Dia meminta masyarakat dan media tidak mengaitkannya dengan kebijakan baru imigrasi AS yang kontroversial.
Dia menegaskan bahwa serangan yang terjadi sekitar pukul 20.00 waktu setempat itu murni terorisme. (Reuters/BBC/hep/c7/any/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia