Mahasiswa-Polisi Bentrok, Siswa SMA Tertembus Panah

Jumat, 21 Juni 2013 – 00:27 WIB
MAKASSAR - Andi Hidayatullah masih terbaring lesuh di Ruang ICU Rumah Sakit Akademis Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/6). Siswa kelas dua MAN Model ini masih harus menahan sakit setelah anak panah yang tertancap di jidatnya dikeluarkan.

Anak ke empat dari lima bersaudara ini adalah satu dari sekian banyak yang terkena imbas dari aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung bentrok dengan aparat dan warga. Hidayatullah adalah ketua kelas dan aktif berorganisasi.
          
Hanya saja, nahas saat bentrok antara mahasiswa dengan aparat dan warga dia melintas di Jalan Sultan Alauddin. Jalur ini memang sehari-hari dilalui. Maklum dia tinggal di BTN Gowa Lestari. Saat itu, dia pulang dari sekolahnya sekira pukul 19.00 pada Senin, 17 Juni.
           
Dia ke sekolah sore hari sekira pukul 15.30 untuk mengikuti evaluasi nilai tambahan. Setelah itu, dia menyempatkan diri menonton rekan-rekannya main futsal. Hingga dia akhirnya memutuskan pulang sehabis magrib.
           
Anak yang dikenal baik perangainya ini tidak pernah menyangka akan menjadi sasaran dari aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM dalam perjalanannya pulang tersebut. Dia tidak tahu, dari pihak mana busur tersebut hingga tiba-tiba dalam sekejap tertancap tepat di jidatnya.
            
Saat itu, dia mengendarai sepeda motor. Begitu tertancap, dia rubuh, dan tidak sadarkan diri. Penglihatannya menjadi kabur, dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kemudian warga di sekitarnya menolong dan melarikan ke Rumah Sakit Faisal.
             
Namun, untuk melakukan operasi, pihak RS Faisal memilih merujuk anak belia ini ke RS Akademis. Tiba di RS Akademis sekira pukul 20.00, dia tidak langsung mendapatkan pelayanan pihak rumah sakit. Harus ada kepastian dulu penanggung biayanya.
              
Maklum, biaya yang harus dikeluarkan mencapai puluhan juta jika harus masuk meja operasi. Anak busur pun tetap tertancap hingga pagi hari. Pukul 08.00 pagi, pada Selasa, 18 Juni, barulah tim dokter melakukan operasi untuk mengeluarkan busur tersebut.
               
Setelah menjalani operasi, kondisinya sempat kritis. Namun, perlahan mulai membaik. Dia juga sudah mulai berbicara. Sekalipun, masih harus menjalani perawatan intensif. Dampak paling mungkin terjadi yakni gangguan pada penglihatan dan otaknya.
                
Ayah Hidayatullah, Andi Syarifuddin mengatakan dia sangat menyesalkan aksi bentrok tersebut. Bahkan dia mengatakan ini tidak terlepas dari perilaku mahasiswa yang menutup jalan sehingga ada warga yang tidak terima hingga terlibat bentrok. "Kenapakah harus tutup jalan itu," kesalnya.
                 
Syarifuddin mengatakan saat ini yang dia harapkan kesembuhan anaknya. Sembari berharap pada pihak kepolisian agar mengusut siapa yang melepas busur tersebut. "Polisi harus tegas. Kalau ada yang berlaku anarkis harus ditindak. Anak kami yang pulang menuntut ilmu kena imbasnya," tuturnya. (fajar)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik se-Batam Padam, Aliran Air Terancam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler