jpnn.com - PALEMBANG- Sekilas Multicopter rakitan mahasiswa semester akhir Universitas Sriwijaya (unsri) jurusan Elektro, Tri Susanto ini sama seperti helikopter seperti pada biasanya yang sering kita lihat di tempat penjualan permainan anak.
Uniknya, multicopter jenis quadcopter TBS Discovery yang dibuat sejak 2011 ini apabila kehilangan sinyal dan tidak terjangkau oleh GPS yang terdapat pada awak akan pulang dengan sendirinya dimana tempat awal multicopter tersebut lepas landas. “Secara otomatis multicopter tersebut bisa menghapal perjalanan awalnya,” ungkap Tri Susanto.
BACA JUGA: Robot Jepang Bisa Goyang Pinggul
Awal mula dirinya mendesain dengan konsep tersebut karena hobinya bermain helikopter, akan tetapi mainan helikopter pada umumnya apabila kehilangan kendali maka akan menabrak apapun yang menghalangi bahkan akan jatuh ke landasan yang mengakibatkan kerusakan pada helikopter tersebut.
“Terkadang, ketika memantau menggunakan first person view (FPV) tidak sepenuhnya bisa terpantau, oleh karena itu saya menambahkan komponen flight controller untuk menjaga apabila kehilangan kendali,” ujarnya.
BACA JUGA: Facebook Izinkan Video Kekerasan
Dijelaskan, komponen-komponen yang digunakan dalam perakitan multicopter yang mampu terbang mencapai 200 kaki dan kecepatan 20 km/jam diantaranya controller, flight controller+GPS, motor brushles, kamera gopro hero 2, propeller (baling-baling), video cender, monitor FPV, dan esc (driver motor).
“Selain itu, multicopter juga bisa merekam perjalanan yang ditempuh bahkan bisa menghasilkan foto yang kita ingin dapatkan dari ketinggian yang sulit untuk dijangkau,” bebernya.
BACA JUGA: Facebook Izinkan Konten Kekerasan
Ia menambahkan, ke depan dirinya berencana akan mengembangkan inovasinya tersebut mengubah kendali yang digunakan memakai IPad dan alat telekomunikasi lainnya dengan menggunakan sensor suara. “Jadi, multicopter nantinya akan dikendalikan melalui suara sehingga lebih terkesan canggih,” imbuhnya.
Lanjutnya, perakitan multicopter tersebut dirinya menggunakan biaya sebesar Rp. 25 juta yang diperoleh dari bantuan pihak fakultas Elektro Unsri untuk biaya penelitian.
“Mei 2014 mendatang multicopter ini akan saya ikut sertakan dalam perlombaan kontes robot terbang Indonesia (KTRI) yang pesertanya akan diikuti oleh mahasiswa Elektro se-Indonesia,” tukasnya. (cj4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Terbang Bukan Lagi Mimpi
Redaktur : Tim Redaksi