jpnn.com, JAKARTA - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) akhirnya menjelaskan kronologi kematian Fauziyah Nabilah. Almarhumah meninggal setelah mengikuti kegiatan pembaretan resimen mahasiswa (Menwa) pada 25 September 2021.
Dua bulan tidak ada kabar tentang penyebab kematian Fauziyah. Mahasiswa UPN Veteran Jakarta pun melakukan demo di kampus yang terletak di kawasan Pondok Labu, Selasa (30/11). Mereka meminta rektorat terbuka soal kasus tersebut.
BACA JUGA: Mahasiswi UPN Tewas Saat Kegiatan Menwa
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPNVJ Dr dr Ria Maria Theresa, SpKJ, MH selaku ketua Komisi Disiplin yang dibentuk mengatakan almarhumah mengikuti pembaretan Menwa Jayakarta di Sentul, Jawa Barat mulai Jumat (24/11).
Pada Sabtu (25/11), terdapat kegiatan longmarch. Etape I longmarch berjarak tiga kilometer menuju Masjid Jami Tanah Baru dengan dua kali waktu istirahat untuk minum dengan waktu selama lima menit.
"Informasi yang kami terima, kondisi medan untuk longmarch masih jalur landai. Pada pukul 13.45, saat menuju pemberhentian kedua etape I, almarhumah terlihat kelelahan dan akhirnya panitia memutuskan menaikkannya ke dalam ambulans," kata dokter Ria dalam siaran pers UPNJV, Selasa (30/11).
Pada pukul 14.30, saat tiba di tujuan etape I bersama ambulans, almarhumah keluar dari ambulans dan ikut bergabung kembali bersama teman-temannya yang sedang beristirahat. Dia menyatakan sudah merasa lebih baik dan siap melanjutkan perjalanan kembali.
Pukul 14.45, setelah istirahat di etape I perjalanan dilanjutkan menuju etape II di Masjid Quba dengan jarak 3,1 kilometer. Pukul 15.30, kira-kira berjarak dua kilometer dari etape I almarhumah mengalami kram kaki kirinya. Panitia memutuskan membawa almarhumah dengan ambulans menuju etape II.
Pukul 16.10, sesampai di etape II, kondisi almarhumah makin lemah dan mulai tidak kooperatif saat dibantu. Panitia kemudian meminta bantuan ustaz di masjid, tetapi tidak bisa memberikan bantuan. Saat itu, almarhumah juga sudah diberikan bantuan oksigen karena sesak nafas.
Almarhumah kemudian dibawa ke lokasi pembaretan yang menjadi lokasi akhir long march untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut berupa oksigen tambahan.
"Karena kondisinya tidak makin membaik, panitia memutuskan membawa almarhumah ke Rumah Sakit EMC Sentul," terang Ria.
Namun, meskipun sudah menyalakan sirene, ambulans yang membawa almarhumah tidak bisa bergerak karena kemacetan di kawasan Sentul. Warga setempat menyarankan panitia untuk berputar arah ke Ciawi. Namun, perjalanan menuju Rumah Sakit Ciawi juga macet.
Pada pukul 18.45, denyut nadi di radialis almarhumah tidak teraba sehingga teman-temannya berinisiatif melakukan tindakan resusitasi jantung paru. Namun, setelah tiba di Rumah Sakit Ciawi, almarhumah dinyatakan meninggal pukul 19.07.
"Setelah mendengar kabar almarhumah meninggal, pembina Menwa UPNVJ segera berangkat ke Rumah Sakit Ciawi untuk membawa almarhumah ke rumah keluarga di Palmerah, Jakarta Barat dan memakamkan di Sragen, Jawa Tengah," tutur Ria.
Ria mengatakan kegiatan pembaretan yang diikuti almarhumah tidak mendapatkan izin dari pihak kampus. Kegiatan Menwa yang terakhir mendapatkan izin adalah Pendidikan Dasar Anggota Baru yang diadakan pada 10 sampai 12 September 2021.
Dia menjelaskan, 13 September 2021, muncul edaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa kegiatan yang diperbolehkan hanya pembelajaran. Karena itu, pengajuan kegiatan organisasi kemahasiswaan langsung tidak diizinkan.
"Yang sebelumnya sempat diberikan izin juga segera dicabut," katanya.
Selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Ria mengatakan tidak ada perbedaan perlakuan terhadap organisasi kemahasiswaan di UPNVJ, termasuk dalam memberikan izin kegiatan.
"Komisi Disiplin akan segera menyampaikan rekomendasi kepada Rektor terkait dengan kejadian ini," jelasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad