Mahathir Sebut Kepri Seharusnya Masuk Wilayah Malaysia, Ini Alasannya

Selasa, 21 Juni 2022 – 20:10 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Foto: ANTARA/REUTERS/Lim Huey Teng/Files/tm

jpnn.com, SELANGOR - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melontarkan pernyataan mengejutkan.

Tokoh berjuluk Little Soekarno itu menyatakan wilayah Singapura dan Kepulauan Riau (Kepri) seharusnya menjadi bagian Malaysia.

BACA JUGA: 5 Calon Presiden 2024 Ramalan Denny Darko, Ada Nama Ridwan Kamil

Mahathir menyatakan itu ketika berpidato pada Kongres Kelangsungan Hidup Melayu di Selangor, Malaysia, Minggu (19/6).

Dalam kongres bertitel Aku Melayu itu, dia menyoroti Pulau Batu Puteh (Pedra Branca) yang kini menjadi milik Singapura.

BACA JUGA: Indra Lesmana Menggelar Legacy Concert, Hadir ke 4 Kota

Pulau itu berada di pertemuan Selat Singapura dengan Laut Tiongkok Selatan. Nusa berupa gundukan batu di antara Pulau Bintan (Indonesia) dengan Semenanjung Malaya itu pernah menjadi bagian dari Kesultanan Johor.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh dikembalikan kepada kita. Kita semestinya menuntut Singapura dan juga Kepulauan Riau karena itu Tanah Melayu,” ujar Mahathir disambut aplaus peserta kongres.

BACA JUGA: Update Ranking BWF: Fajar/Rian Digusur Malaysia, Gregoria Makin Terlempar

Mahathir juga membandingkan Pedra Branca dengan Pulau Sipadan dan Ligitan yang kini menjadi milik Malaysia. Sebelumnya, kedua pulau di sebelah timur Provinsi Kalimantan Utara itu disengketakan oleh Malaysia dan Indonesia.

Namun, Mahkamah Internasional menyatakan kedua pulau itu menjadi bagian Malaysia. Menurut Mahathir, Malaysia berhasil mengambil alih Sipadan dan Ligitan, tetapi justru menyerahkan Pulau Batu Puteh kepada Singapura.

“Tidak ada permintaan apa pun dari Singapura. Sebaliknya, kita meunjukkan apresiasi kepada kepemimpinan negeri baru bernama Singapura,” ujarnya.

Tokoh yang juga dikenal dengan panggilan Dr. M itu menyatakan dahulu Tanah Melayu begitu luas karena membentang dari Tanah Genting Kra di sebelah selatan Thailand hingga Singapura dan Kepulauan Riau. Namun, kini wilayah itu disebut Semenanjung Malaya.

“Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain pada masa mendatang,” ucapnya. (Straits Times/JPNN)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler