jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka mengenang bagaimana sosok Presiden Indonesia ke-4, almarhum Abdurrahman Wahid menilai sosok Mahfud MD sebagai penjaga konstitusi.
"Bertahun lalu di RSCM, saya dan Pak Mahfud temani Gus Dur. Bertiga saja kami, saat itu Prof Mahfud hendak berjuang di Mahkamah Konstitusi. Saat Prof pulang, Gus Dur berkata, 'penjaga konstitusi'," tutur Rieke dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/10).
BACA JUGA: Info Terbaru dari Sekjen PDIP, Kali Ini Soal Waktu Pendaftaran Ganjar-Mahfud ke KPU
Rieke pun berharap Prof. Mahfud MD dapat mengembalikan maruah Mahkamah Konstitusi (MK). Seperti diketahui, MK sebagai lembaga terhormat kini menjadi sorotan pascaputusan batas usia capres dan cawapres.
Menurut Rieke, harapan 'penjaga konstitusi' tersebut dititipkan di pundak Mahfud MD bukan sekadar ia seorang tokoh bangsa, tetapi juga sebagai eks Ketua MK.
BACA JUGA: Pengamat Sebut Mesin Politik PDIP Diperkuat dengan Mahfud MD Jadi Cawapres
Lebih dari itu, saat ini, Mahfud dipilih sebagai bakal cawapres yang diusung partainya PDI Perjuangan, mendampingi Ganjar Pranowo.
"Beberapa hari lalu, kami (Rieke dan Mahfud, red) berdiskusi serius. Lebih serius dari sebelum-sebelumnya. Wajah Bapak lebih 'menyala' dari biasanya. Tak bisa semua diceritakan. Yang jelas, peristiwa hari ini bukan untuk 'balas' peristiwa yang tertunda 2019," kata Rieke.
"Karena kita semua sedang berjuang. Jangan ada lagi yang mencabik-cabik konstitusi," tambah Rieke.
Rieke menambahkan dalam perbincangan itu, sejarah yang terjadi saat ini tidak boleh lagi terulang di masa depan. Bagaimana konstitusi seakan hanya diubah hanya untuk kepentingan segelintir orang.
"Indonesia negara hukum. Konstitusi di hirarki tertinggi. Kami bersepakat, jika Allah mengijinkan keputusan pagi ini, hingga pendaftaran ke KPU tidak ada halangan, ini jalan dari Allah untuk kembalikan muruah Mahkamah Konstitusi," harap Rieke.
Rieke pun mengingatkan Kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman bahwa rencana ataupun keputusan manusia tentu tidak akan mampu melampaui kekuasaan Tuhan YME.
"Sebaik-baiknya rencana manusia, hanya rencana Tuhan yang terbaik dan pasti terjadi. Sebesar-besarnya kekuasaan manusia, tak akan mampu lampaui kekuasaan Sang Maha Kuasa. Peristiwa hari ini, dimulai dari diplomasi 'jambal pete masak santan' Bu Ageng di rumah Butet Kertaredjasa di Yogyakarta," ujar Rieke.
"Mas Butet, sehat selalu. Sampai juga kita pada hari ini. Lanjut... #GAMA2024," pungkas Rieke.(mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul