jpnn.com - JAKARTA - Koalisi Perubahan untuk Persatuan hingga saat ini belum juga mendapatkan sosok bakal cawapres pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Menteri Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku sempat ditawari menjadi cawapres pendamping Anies.
BACA JUGA: Pilpres 2024: Hasil Survei Terbaru Indikator Politik Memang Mengejutkan
Mahfud MD tegas menyatakan menolak tawaran tersebut.
"Kepada Pak Syaikhu waktu ke rumah bersama Al Muzzammil kan beliau menjajaki untuk mencari cawapresnya Anies, antara lain bertanya, 'Pak Mahfud bersedia tidak? (Saya jawab) tidak," jawab Mahfud MD di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/6).
BACA JUGA: Anies Dikabarkan Bakal Umumkan Bacawapres Pendamping, Djarot PDIP Bilang Begini
Syaikhu yang dimaksud Mahfud MD ialah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sedangkan Al Muzzammil yang dimaksud adalah Al Muzzammil Yusuf, politikus PKS yang menjabat sebagai anggota DPR RI.
Mahfud MD juga menjelaskan pesannya kepada mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana terkait Pemilu 2024.
BACA JUGA: SP IMPPI Apresiasi Kesigapan Menko Mahfud Tangani TPPO, Siap Mendukung Penuh
"Kan Denny itu, bilang ditugaskan oleh Pak Mahfud untuk menjaga Anies agar demokrasi hidup dan dia dapat tiket, memang iya karena dia (Denny) kan selalu menuduh pemerintah itu mau menjegal Anies. Menuduh juga ada upaya menggagalkan pemilu, memperpanjang, menunda pemilu. Kalau gitu bagi tugas, 'Kamu saya tugaskan jaga Anies, agar demokrasi hidup dan tidak lagi menuduh pemerintah', itu maksud saya," jelas Mahfud.
Mahfud MD mengatakan, bila Denny Indrayana berpikir ada upaya untuk menggagalkan pemilu maka sebaiknya Denny melaporkannya langsung kepada dirinya
"Kalau ada oknum, pemerintah, oknum ya, ya bilang saya. Nah saya yang jaga pemilunya. Jangan dituduh mau gagalkan pemilu. Saya yang jaga agar pemilunya jadi, bagi tugas gitu dan saya beri tugas itu bukan hanya kepada Denny," tambah Mahfud MD.
Alasan Mahfud MD Ogah jadi Cawapres Anies
Mahfud MD menjelaskan alasannya menolak tawaran dipasangkan dengan Anies Baswedan. Menurut pria kelahiran Sampang itu, Anies didukung dari partai-partai yang bisa mengajukan cawapres sendiri.
"Saya bilang, karena di koalisi bapak itu ada NasDem, Demokrat dan PKS itu banyak ada yang calonnya dari partainya sendiri. Kalau saya diajak ke situ malah saya merusak demokrasi, kalau yang satu keluar karena anda ajak saya, kan rusak. Oleh sebab itu saya bilang kepada ketua PKS, jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam agar koalisi tidak pecah," ungkap Mahfud MD.
Mahfud MD pun mengatakan tidak hanya meminta Denny untuk menjaga demokrasi, tetapi juga meminta tokoh lain.
"Bukan hanya Denny yang saya tugaskan, teman-teman yang mendukung Anies, saya bilang 'jaga'. Kan banyak teman saya yang jadi pendukung, dia jaga. Meskipun saya tidak dukung, tapi saya tetap jaga demokrasi. Kan begitu," ujar Mahfud. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu