Mahfud MD Mundur dari Kabinet Presiden Jokowi, Qodari: Jangan Lupa Sejarah

Sabtu, 03 Februari 2024 – 18:28 WIB
M Qodari. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyayangkan langkah Mahfud MD mundur dari Kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin dari posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Menurut Qodari, Presiden Jokowi telah memberikan perhatian besar kepada Mahfud MD selama ini.

BACA JUGA: Jokowi Teken Keppres Pemberhentian Mahfud MD, Sosok Ini Sebagai Pengganti

Keduanya juga memiliki hubungan yang harmonis, Jokowi adalah orang yang selalu mendukung dan membela Mahfud MD.

Hal itu bisa dilihat dari tahun 2019, saat itu Mahfud MD akan dipinang Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2019 lalu.

BACA JUGA: Megawati Hadiri Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Stadion GBK, Lihat Siapa Sosok yang Mendampingi

Namun, kata Qodari, tidak didukung atau direstui oleh sejumlah elite partai politik, di antaranya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

“Jadi, memang sebetulnya sangat disayangkan apa yang terjadi pada Pak Mahfud karena tahun 2019, ya, saya cerita apa adanya. Sebetulnya yang ingin serius mengusung Pak Mahfud untuk jadi calon wakil presiden adalah Pak Jokowi. Nah, justru yang kemudian tidak mendukung Pak Mahfud pada waktu itu setahu saya itu adalah PKB, Pak Muhaimin,” ujar Qodari, Sabtu (3/2/2024).

BACA JUGA: Sukarelawan Jokowi di Pilgub DKI 2012 Komitmen Memenangkan Ganjar-Mahfud

Qodari menilai Muhaimin mengkhawatirkan kalau misalnya Mahfud jadi wakil presiden maka posisi Ketua PKB bisa diambil alih. Sebab, Mahfud notabene dekat juga dengan keluarga Gus Dur.

Menurut Qodari, tidak direstuinya Mahfud untuk maju sebagai cawapres kala itu juga berasal dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang diam seribu bahasa ketika Mahfud disingkirkan dari pencalonan.

“Lebih masalah lagi pada waktu itu adalah Ibu Mega tidak membela Pak Mahfud. Semestinya, turun tangan panggil Mas Muhaimin untuk kasih jalan saja ke Pak dikasih jalan saja,” ujar Qodari.

“Kalau pinjam istilah Bu Mega sekarang, Pak Mahfud ini kan tokoh yang berpengalaman di tiga bidang, pernah di eksekutif, legislatif dan yudikatif. Orangnya berintegritas,” ujar Qodari.

Qodari mempertanyakan alasan argumen itu tidak keluar pada tahun 2019. “Kenapa baru keluar sekarang, ya,” ujar Qodari.

Dia mengingatkan kepada Mahfud yang saat ini menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, bahwa dahulu ada seseorang yang memperjuangkan secara maksimal mantan Ketua MK itu agar menjadi cawapres di tahun 2019. Orang itu tidak lain adalah Presiden Jokowi.

“Namun, saya juga mau bilang begini. Pak Mahfud, tolong ya, walaupun Pak Mahfud itu mencalonkan diri sebagai cawapres dan berhadapan dengan Prabowo-Gibran, Pak Mahfud juga jangan lupa sejarah tahun 2019 itu. Yang mau memperjuangkan maksimal Pak Mahfud jadi calon wakil presiden itu adalah Pak Jokowi. Jangan lupa,” tegas Qodari.

Lebih lanjut, Qodari mengatakan jasa Presiden Jokowi untuk melindungi serta membela Mahfud MD saat diserang oleh orang-orang yang tidak menyukainya cukup besar.

Oleh karena itu, walaupun Mahfud MD sudah berada di luar pemerintahan, Qodari mengingatkan Mahfud MD tidak melupakan sejarah.

“Jadi, tolong diingat Pak (Mahfud). Jangan juga, Bapak setelah keluar lalu kemudian ngomongnya enggak pakai rem,” ujar Qodari.

Menurut Qodari, walaupun Mahfud sudah di luar pemerintahan, tetapi jangan lupa 2019 itu.

“Kalau tidak ditorpedo oleh para ketua partai politik itu seharusnya wapres itu pada hari ini adalah Bapak (Mahfud), bukan Pak Mar’uf Amin,” ujar Qoadri.

Meski Mahfud MD tidak menjadi cawapres, kata Qodari, Presiden Jokowi tetap berteguh hati untuk membelanya dan merangkulnya masuk kabinet dengan posisi yang terhormat sebagai Menko Polhukam.

“Jadi, pada tahun 2019 Mahfud ini cawapres hari ini yang tertukar begitu. Nah, jadi yang membuat itu batal adalah bukan Pak Jokowi,” ujar Qodari.

Menurut Qodari, setelah akhirnya cawapres yang tertukar dengan Mar’uf Amin maka yang menjaga kehormatan dan tetap menghormati Mahfud MD dan memberikan kehormatan itu adalah Presiden Jokowi dengan mengangkat sebagai Menko Polhukam.

Qodari mengatakan Presiden Jokowi itu betul-betul menjaga muruah Mahfud MD setelah sempat terdiam di sebuah kafe ketika tidak jadi cawapres.

Oleh sebab itu, Qodari menyarankan Mahfud MD tetap bersikap loyal dan juga turut menghormati Presiden Jokowi.

Qodari membandingkan Mahfud dengan eks Politikus PDIP Maruarar Sirait alias Ara yang dijegal di detik-detik saat akan diangkat menjadi Menteri. Namun, sikap Ara tetap loyal dan tegak lurus terhadap Presiden Jokowi.

“Bandingkan dengan Ara Sirait. Ara Sirait waktu tahun 2014 mau jadi menteri kena torpedo juga kan, setelah ditorpedo Ara Sirait tetap loyal kepada Pak Jokowi sampai dengan hari ini bahkan menunjukkan loyalitasnya makin nyata pada hari ini,” kata Qodari.

“Saya kira Pak Mahfud juga ingatlah apa yang terjadi pada Ara Sirait. Ara Sirait ditorpedo dibelain oleh Pak Jokowi dan tetap loyal. Pak Mahfud ditorpedo dibantu diberikan kehormatan oleh Pak Jokowi kalau bisa ya tetap membela gitu dengan caranya sendiri,” ucap Qodari.

Lebih jauh Qodari menuturkan mundurnya diduga karena Mahfud terjebak dalam situasi yang tidak enak dan menjadi canggung sebab menyerang pemerintahan Presiden Jokowi saat debat cawapres kedua, tetapi Qodari meyakini situasi tersebut sebenarnya tidak diinginkan oleh Mahfud.

“Mungkin juga situasi dan kondisinya tidak seperti yang beliau bayangkan, tetapi saya yakin dalam hatinya sebetulnya Pak Mahfud ini enggak mau istilahnya head to head atau berhadapan dan menyerang Pak Jokowi. Dan, menurut saya itu kalau dilihat dari sejarah tadi,” paparnya.

“Mungkin enggak banyak yang tahu nih. Saya ceritakan kalau ingat sejarah itu, menurut saya Pak Mahfud juga tetap harus menjaga muruh Pak Jokowi karena Pak Jokowi ini adalah orang yang mau memberikan kehormatan sangat besar kepada bapak sebagai cawapres dan memberikan kehormatan dan sudah terjadi dan sudah dilakukan adalah dengan Menko Polhukam. Itu tolong diingat, Pak Mahfud,” ujar Qodari.

Qodari menerangkan meskipun sudah bukan bagian dari pemerintah, Mahfud MD sebaiknya tidak ikut-ikutan menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.

“Ada orang yang baik banget sama beliau itu, tetapi beliau ini nyerang-nyerang, walaupun keluar ya jangan nyerang-nyerang lagi, ingat ya,” ujar Qodari.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler