jpnn.com - JAKARTA - Bakal Calon Wakil Presiden Mahfud MD menceritakan proses di balik penunjukannya sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo.
Mahfud bercerita soal proses penjajakan yang konsisten dilakukan sejumlah tokoh, termasuk dari PDIP, hingga soal 'lamaran' yang singkat.
BACA JUGA: OSO Tegaskan Pemilihan Mahfud MD Kesepakatan Bersama, Sama Sekali tidak Ada Gejolak
Mahfud mengungkap proses penjajakan dari PDI Perjuangan dilakukan tak lama setelah pendeklarasian Ganjar Pranowo sebagai capres.
Menurut Mahfud, pada akhir April hingga Mei 2023, tokoh-tokoh dari PDI Perjuangan, seperti Olly Dondokambey, Said Abdullah hingga Ahmad Basarah, aktif melakukan penjajakan kepadanya.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo - Mahfud MD Mendaftar ke KPU Kamis Besok, Bakal Ada Kejutan
Dia menuturkan selain tokoh PDIP, penjajakan juga dilakukan oleh pimpinan partai politik pengusung Ganjar Pranowo, seperti Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta alias OSO, Plt Ketum PPP Mardiono, dan Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
“Kalau tanggal persisnya saya lupa, tetapi itu kira-kira Mei (mulai) menjajaki. "Pak Mahfud gimana, saya bilang ‘ndak lah, ndak mau’, begitu. Akan tetapi, yang lain datang lagi, begitu ya. Ada beberapa kali, ada beberapa orang, sudah lama,” ujar Mahfud.
BACA JUGA: Duet Ganjar Pranowo - Mahfud MD Cocok, Saling Melengkapi
Awalnya, Mahfud menanggapi hal itu sebagai angin lalu saja. Namun, penjajakan makin serius setelah Mahfud menolak.
Apalagi dalam beberapa acara nasional yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), nama Mahfud kerap disebut sebagai salah satu kandidat di Pilpres 2024.
“Mungkin tidak (atau) bukan dengan maksud mendorong atau apa. (Misalnya) Ketika Pak Ganjar berkunjung ke Solo, ke rumah Pak Jokowi sehari sesudah deklarasi, wartawan tanya siapa saja calon wakilnya Pak Ganjar, (dijawab) ‘oh banyak’ saya masuk (disebutkan),” ujar Mahfud.
Meski demikian, dia mengaku tidak pernah ada diskusi yang dilakukan dengan Presiden Jokowi terkait pencalonan tersebut.
Sebab, kata Mahfud, Jokowi tak pernah secara khusus membahas soal Pilpres 2024. Mahfud bahkan menghindari diskusi tersebut lantaran enggan dianggap mencari dukungan.
"Pak Jokowi setiap ketemu saya ya wajahnya (seperti) biasa sopan, ramah, bergurau, tetapi sama sekali kalau dengan saya tidak menyinggung soal pilpres,” ungkap Mahfud.
Lebih lanjut Mahfud mengaku melunak seiring dengan makin kencangnya kabar bahwa dirinya akan dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.
Beberapa pekan lalu atau saat ramai gugatan uji materi terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden di MK, suara parpol pengusung Ganjar makin bulat kepadanya.
Menurut Mahfud, yang definitif itu kira-kira empat atau lima hari lalu saat Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto datang kepadanya.
"Memberitahu "Ini sudah sekian persen bapak hampir pasti (cawapres), tetapi Pak Mahfud kita mau buat element of surprise",” kata Mahfud mengungkap percakapannya dengan Hasto.
Lalu, Mahfud menyatakan tidak akan berkomentar tentang penunjukannya sebagai bakal cawapres.
Sebab, Mahfud meyakini sebuah prinsip, yakni belum ada yang pasti sebelum disampaikan langsung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Jadi, ya kira-kira baru empat lima hari lalu saya baru tahu pasti ketika diberitahu ini hasil surveinya, ceruk-ceruk yang masih harus digarap Pak Mahfud yang ini, demografinya ini dan seterusnya sudah diberitahu. Ya saya siap. Baru kemarin sore, diundang (Bu Mega ke Teuku Umar) untuk tanda tangan bahwa saya bersedia,” papar Mahfud MD.
Sebagai informasi, Mahfud MD resmi ditunjuk sebagai bakal cawapres Ganjar Pranowo. Hal itu diumumkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/10). (jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com