Mahkamah Agung India Tolak Patenkan Obat Kanker Glivec

Selasa, 02 April 2013 – 11:11 WIB
NEWDELHI - Mahkamah Agung (MA) India menolak permintaan raksasa farmasi Novartis untuk mempatenkan obat kanker, Glivec. Pasalnya, obat ini dijual secara generik dengan harga sangat terjangkau bagi masyarakat miskin.

Majelis hakim MA India, menolak pengajuan paten perusahaan obat Swiss itu karena pemerintah India beralasan bahwa versi baru obat itu hanya sedikit berbeda dengan yang lama. Dengan keputusan itu, perusahaan obat generik dapat melanjutkan penjualan obat serupa dengan harga yang lebih murah di India, salah satu pasar terbesar farmasi dunia.

Menurut BBC, Senin (1/4), Novartis menyesalkan keputusan itu karena mengganggu masa depan inovasi di India. "Keputusan itu merupakan kemunduran bagi pasien dan akan menghambat kemajuan dunia medis dalam hal pengobatan efektif," kata Ranjit Shahani, direktur Novartis India.

Glivec, yang digunakan untuk mengobati leukemia dan bentuk lain kanker, dijual raksasa farmasi multinasional itu dengan harga USD2.600 atau sekitar Rp25 juta untuk pengobatan per bulan. Sementara obat generik serupa di India dijual dengan harga hanya USD175 atau Rp1,6 juta.

Bila paten disepakati oleh MA India, banyak pihak yang khawatir obat murah akan semakin sulit didapat di negara-negara miskin. "Langkah ini terkait dengan penyediaan obat untuk masyarakat miskin," kata Anand Grover, kuasa hukum yang mewakili Asosiasi Bantuan Pasien Kanker.

Pihaknya menyambut gembira keputusan MA India tersebut. Sementara Novartis mengajukan paten pada 2006 untuk jenis obat baru kanker dengan alasan obat itu lebih mudah diserap dan karena itu perlu dipatenkan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Pelajari Nuklir Korea Utara

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler