Maju Bursa Ketum PSSI, LaNyalla Siap Berantas Mafia Sepak Bola

Sabtu, 14 Januari 2023 – 08:51 WIB
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti (ketiga kanan) menyerahkan form dan berkas pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (13/1/2023). La Nyalla masuk menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana

jpnn.com, JAKARTA - Nama AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meramaikan bursa Ketua Umum PSSI. Ketua DPD RI itu mendaftarkan diri seusai salat Jumat. Ada tiga hal yang disampaikan LaNyalla perihal tekadnya mencalonkan kembali sebagai Ketua Umum PSSI.

Selain ingin mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia, LaNyalla juga bertekad untuk memberantas mafia bola yang menurutnya masih marak berkeliaran.

BACA JUGA: Pesan Ketum PSSI Setelah Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2022

"Saat saya menjabat Ketua Umum PSSI, mafia bola tak berani unjuk gigi. Saya sikat habis. Saya yakin para voters mau bergandengan tangan dengan saya untuk menghancurkan mafia bola, terutama di lingkaran internal PSSI," tegas LaNyalla usai mendaftar, Jumat (13/1/2023).

Di sisi lain, tekadnya tentu untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia. Dikatakan LaNyalla, saat ia menjabat Ketua Umum PSSI, Timnas Indonesia berkibar di kancah internasional.

BACA JUGA: Sikapi Penghentian Liga 2 dan 3, Pengamat Soroti PSSI, Menohok

"Saat saya pegang PSSI, kita juara AFF U-19. Kantor kita juga mewah. Pembinaan wasit dan pemain berjalan dengan baik. Dan sekarang akan saya bangkitkan kembali. Sekarang kita harus kembalikan lagi sepak bola ini dikelola oleh profesional. Kita harus kembalikan kejayaan sepakbola nasional," tegas LaNyalla.

LaNyalla mengenang ke belakang soal kiprahnya di PSSI. "Saya masih ingat perjuangan PSSI pada tahun 2012-2015 yang dimulai dari adanya organisasi PSSI asli tetapi anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI yang organisasinya palsu, tetapi anggotanya asli. Setelah pertemuan beberapa kali, keduanya tetap berjalan," tutur LaNyalla.

BACA JUGA: Manajemen Persipura Berharap PSSI Ungkap 20 Klub yang Minta Liga 2 Dihentikan

Tak lama, akhirnya digelar Kongres Luar Biasa (KLB). Saat itu Johar Arifin menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, sementara LaNyalla sebagai wakilnya yang membidangi Badan Tim Nasional.

"Di KLB itu juga IPL dan ISL digabungkan. Saya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dengan memperoleh 94 suara dari 107 voters. Sisanya sebanyak 13 suara terbagi ke kandidat lainnya.

Saat ia menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itulah petaka terjadi. Menpora kala itu, Imam Nahrawi membekukan PSSI.

"Kami terus berjuang. Menang di PTUN dan tingkat banding hingga kasasi. Tapi kemudian ada kejadian luar biasa, saya dikriminalisasi. Saya dituduh kasus korupsi dana hibah Kadin Jatim, meski akhirnya tak terbukti dan saya bebas murni. Saya kemudian jadi Ketua DPD RI," katanya.

Dari situlah LaNyalla merasa masih memiliki utang kepada para voters yang memberi saya amanah dengan memilihnya sebagai Ketua Umum PSSI waktu itu.

"Sekarang saya terpanggil. Sudah saatnya saya membayar utang saya kepada para voters sebagai pemberi amanah saat itu. Yang pasti, tugas saya belum selesai dan pada saatnya kita benahi semua," tutur LaNyalla.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler