jpnn.com - jpnn.com - Tim DVI Polda Sumbar membongkar makam sales promotion girls (SPG) rokok berinisial HRM, 23, yang diduga tewas usai aborsi di pandam kuburan di Kompleks Buana Indah II, Balaibaru, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumbar, Selasa kemarin.
Pembongkaran makam ini untuk mengetahui penyebab kematian korban dengan melakukan otopsi terhadap jasad korban.
BACA JUGA: Sadis, Mata SPG Cantik Tertutup Lalu Leher Digorok
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), pembongkaran makam yang dilakukan sekitar pukul 09.00 tersebut disaksikan pihak keluarga.
Tim DVI Polda Sumbar pun melakukan identifikasi terhadap jasad korban yang berjarak sekitar 50 meter dari kerumunan warga. Pembongkaran makam dikawal ketat puluhan personel Sabhara Polresta Padang.
Awak media pun dilarang mendekat lokasi pembongkaran makam. Media diminta menunggu proses identifikasi hingga usai. Ibu korban terlihat shock saat makam anak perempuan satu-satunya dibongkar polisi.
Air mata ibu korban terus mengalir saat menyaksikan identifikasi jasad korban. Kegiatan ini berlangsung selama 6 jam dan dipimpin Dir Reskrim Umum Polda Sumbar Kombes Pol Erdi A Caniago.
Imur, 44, orang tua korban tidak bisa menyaksikan pembongkaran makam itu. Dia mengaku kondisinya lemah saat makam anak gadisnya tersebut dibongkar pihak kepolisian.
“Saya lelah dan letih. Saya tidak mau diwawancarai keadaan saya lemah,” ujarnya sambil digotong pihak keluarga.
Syawal, 27, salah seorang keluarga korban berharap, kasus ini segera selesai dan pelakunya dapat dihukum seberat-beratnya atas perbuatannya.
“Sama-sama di lihat keadaan ibu korban shock dan tidak bisa berkata apa-apa. Karena ia belum bisa menerima kepergian anak gadis satu-satunya,” sebutnya.
Warga sekitar Ruminah, 45, mengaku datang ke pemakaman karena melihat ada keramaian. Saat, ia mendekati lokasi, barulah, ia mengetahui ada polisi dan pemakaman telah dipasangi police line.
“Kasus ini saya tahu ketika saya membaca koran. Kalau soal keluarganya, yang saya tahu ibunya orang sini. Ketika ibunya menikah, ia tidak tinggal di sini, tapi di Lubukminturun,” jelasnya.
Ketua RT 1 RW 7 Oyong, 55, mengaku diberitahu polisi untuk pembongkaran makam korban yang gunanya untuk penyelidikan lebih lanjut.
”Untuk korban sendiri, saya tidak tahu sama dia. Karena ia tidak pernah ke sini. Karena, ia tinggal di Lubukminturun, kalau sama ibu dan ayahnya saya kenal,” ujarnya.
Sementara itu Dir Reskrim Umum Polda Sumbar Kombes Pol Erdi A Caniago mengatakan, pembongkaran makam ini, dalam rangka penyelidikan dan otopsi guna mengetahui penyebab kematian korban. Ini sudah mendapatkan persetujuan dari keluarga korban.
“Makamnya kita bongkar. Setelah itu kita ambil salah satu organ tubuhnya untuk kita bawa ke rumah sakit Bhayangkara Polda Sumbar guna penyelidikan selanjutnya,” ujar Kombes Erdi.
Dikatakan, untuk hasilnya, pihaknya belum bisa mengetahui. Karena hasilnya baru akan keluar setelah berapa hari, itu wewenang rumah sakit dan laboratarium forensik (labfor). “Berapa hari mereka mengerjakannya. Yang jelas, makamnya dibongkar dan dilakukan otopsi di tempat,” ucapnya.
Setelah otopsi di tempat makamnya, jasad korban dikubur kembali. “Untuk sementara, hanya itu yang bisa saya sampaikan kalau ada informasi selanjutnya akan dikabarkan lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang sales promotion girls (SPG) salah satu perusahaan rokok di Kota Bukittinggi berinisial HRM, 23, diduga tewas usai melakukan aborsi, Jumat (6/1). Ditenggarai aksi nekat ini dilakukannya karena tak siap menikah. Polisi sudah menetapkan kekasih korban dan rekannya asisten apoteker sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dua tersangka tersebut masing-masing berinisial M, 32, yang tak lain kekasih korban. Dia ditangkap di depan Salapan Mart atau di dekat Novotel, Bukittinggi, Rabu (18/1) sekitar pukul 22.00.
Kemudian polisi juga menangkap MC, 35, seorang asisten apoteker yang diduga sebagai penyedia obat aborsi ilegal. MC ditangkap di rumah sakit tempatnya bekerja, Jumat (20/1) sekitar pukul 10.00. (e)
Redaktur & Reporter : Budi