jpnn.com, SIJUNJUNG - Sebanyak 31 warga Muarosijunjung diduga mengalami keracunan usai memakan gulai langkitang dan pensi, Selasa (5/2).
Dari 31 korban, dua di antaranya terpaksa dirujuk ke RSUD Sijunjung setelah mendapat perawatan di Puskesmas Gambok Muarosijunjung.
BACA JUGA: Sawah Mulai Kering Kerontang, Petani Terancam Gagal Panen
Berdasarkan informasi masyarakat, gulai langkitang dan pensi tersebut dibeli warga di Pasar Inpres Muarosijunjung, Minggu (4/2) lalu.
Usai menyantap gulai langkitang dan pensi tersebut, warga langsung mual-mual, muntah dan diare.
BACA JUGA: Warga Dharmasraya Antusias Sambut Kedatangan Presiden Jokowi
Dokter Puskesmas Gambok, dr Fani membenarkan bahwa seluruh pasien yang dibawa ke Puskesmas Gambok memperlihatkan gejala keracunan makanan. Setelah dilakukan pemeriksaan, rata-rata mereka bermasalah usai mengkonsumsi makanan sama.
”Diduga memakan gulai langkitang sebagaimana disebutkan masyarakat dibeli di pasar. Namun, untuk pastinya kami masih akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil sampel makanan,” tukasnya.
BACA JUGA: Usai Santap Makanan Pesta Ultah, Belasan Anak Dibawa ke RS
Usai mendapat pelayanan medis di Puskesmas Gambok, sebagian di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Sampai kemarin sore, masih terdapat 6 pasien yang masih dirawat dan 2 orang terpaksa dirujuk ke RSUD Sijunjung.
”Yang sudah pulang juga banyak, cuma tinggal 8 orang lagi masih dirawat,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sijunjung, Ezwandra mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Guna mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pihaknya sudah menginstruksikan jajarannya langsung bertindak sebagaimana mestinya.
”Dugaannya akibat makan gulai langkitang dan pensi yang dibeli masyarakat di pasar. Namun, kita belum bisa memutuskan penyebab pastinya,” tegasnya.
Untuk memastikan penyebab sesungguhnya, Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Gambok sudah membawa sampel makanan langkitang dan pensi ke Padang untuk diuji di labor BBPOM. ”Kita sebelumnya pernah melakukan uji petik dan pemeriksaan terhadap sejumlah makanan di pasar. Ternyata, di antaranya memang ada mengandung rodamin, borax, formalin, serta pewarna pakaian,” pungkasnya.
Terkait kasus keracunan yang terjadi di Sijunjung, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Martin Suhendri menyebutkan bahwa dinas terkait sudah melakukan koordinasi bersama BBPOM di Padang. Pihaknya langsung turun ke lapangan mengambil sampel dari langkitang tersebut untuk dilakukan pengujian.
”Kami belum tahu apa penyebabnya. Yang jelas sampel sedang diuji, besok hasilnya keluar. Sedangkan untuk menguji terkait bakteri butuh waktu dua sampai tiga hari untuk proses inkubasi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Polres Sijunjung dilaporkan masih mengumpulkan informasi dan data guna mengungkap kepastian penyebab kasus ini. ”Saat ini masih dalam pengumpulan informasi dan data,” terang Paur Humas Polres Sijunjung Iptu Nasrul.
Sebelumnya, Jumat (12/1) lalu, enam warga Jalan Pagangluar RT 001 RW 001 Kelurahan Kuraopagang, Kecamatan Nanggalo, Padang yang masih memiliki hubungan keluarga, diduga mengalami keracunan usai menyantap ikan bakar. Seorang korban dilaporkan meninggal dunia.
Korban meninggal diketahui bernama Gusti Anwar, 65. Gusti meninggal Minggu (14/1) sekitar pukul 02.00 di RSUP M Djamil Padang. Sebelumnya, ia sempat mendapat perawatan di RSI Ibnu Sina Padang.
Lima korban lainnya masing-masing, Belly Adio Kustika, 26, Erna, 30, Alan, 19, Ario, 31, dan Zahara, 4. Kelimanya sempat dirawat di dua rumah sakit berbeda, RSUP M Djamil Padang dan RSI Ibnu Sina Padang. Dalam perkembangannya, korban sudah diperbolehkan pulang.
Informasi yang diperoleh Padang Ekspres, kejadian berawal ketika istri korban Lindawati, 55, membeli ikan tongkol bakar di kawasan Berok Siteba, Jumat siang (12/1). Lalu, ikan bakar itu disantap korban bersama-sama.
Sore harinya, korban mengalami mual dan pusing, serta mencret. Jumat malam, Gusti Anwar bersama kelima korban lainnya dilarikan ke RSI Ibnu Sina dan dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD). Setelah dilakukan pemeriksaan, korban pun diperbolehkan pulang.
Namun, Sabtu malam (13/1) sekitar pukul 22.00, Gusti Anwar kembali merasakan sakit perut. Melihat kejadian itu, pihak keluarga kembali membawanya ke RSI Ibnu Sina.
Usai melihat kondisi korban, pihak RSI Ibnu Sina merujuknya ke RSUP M Djamil Padang. Pada Minggu (14/1) sekitar pukul 02.00, korban meninggal. Pihak keluarga langsung membawa jenazah korban ke rumah duka untuk dimakamkan dan menolak dilakukan otopsi. (atn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 86 Warga Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Makan Mie Rebus
Redaktur & Reporter : Budi