jpnn.com - Ada banyak wacana dalam beberapa tahun terakhir tentang dampak mengonsumsi keju pada kesehatan, khususnya dalam kaitannya dengan penyakit kardiovaskular.
Sekarang, sebuah penelitian baru telah mendukung gagasan bahwa lemak jenuh dalam produk susu seperti keju tidak akan meningkatkan risiko masalah jantung di kemudian hari.
BACA JUGA: Keju Pedas Amerika Buatan Boyolali
Penelitian, yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, dilakukan selama periode 22 tahun. Para peneliti menilai 2.907 orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih tua, tidak ada yang memiliki penyakit kardiovaskular apapun pada onset.
Konsentrasi asam lemak yang ditemukan dalam plasma darah peserta dievaluasi pada awal penelitian, setelah enam tahun dan kemudian setelah 13 tahun.
BACA JUGA: Awas! Makan Keju Sebelum Tidur Bisa Bermimpi Buruk
Tim peneliti telah mencatat 2.428 kematian pada akhir penelitian, 833 di antaranya terjadi sebagai akibat penyakit kardiovaskular.
Temuan mereka menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat asam lemak yang tercatat lebih tinggi dalam darah mereka memiliki 42 persen lebih rendah risiko kematian akibat stroke.
BACA JUGA: Makan Keju di Malam Hari Bikin Tidur Nyenyak?
Selanjutnya, asam heptadekanoat yang ditemukan dalam darah, yang merupakan bentuk asam lemak jenuh, dikaitkan dengan penurunan risiko kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
"Temuan kami tidak hanya mendukung, tetapi juga secara signifikan memperkuat semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa lemak susu, bertentangan dengan kepercayaan populer, tidak meningkatkan risiko penyakit jantung atau kematian secara keseluruhan pada orang dewasa yang lebih tua," kata penulis utama studi dan asisten profesor di UTHealth School Public Health, Marcia Otto, Ph.D, seperti dilansir laman Independent, Senin (1/10).
"Selain tidak berkontribusi pada kematian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu asam lemak yang ada dalam susu bisa menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, terutama dari stroke," jelas Otto.
Profesor Otto juga menjelaskan bahwa penting bahwa masyarakat diberi informasi yang cukup tentang kebutuhan gizi mereka. Konsumen telah terpapar dengan informasi yang sangat berbeda dan bertentangan tentang diet, terutama dalam kaitannya dengan lemak.
"Oleh karena itu penting untuk memiliki studi yang kuat, sehingga orang bisa membuat pilihan yang lebih seimbang dan terinformasi berdasarkan fakta ilmiah daripada kabar angin," Otto menjelaskan.
Pada bulan April, terungkap bahwa penjualan alat-alat fondue telah meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir setelah voting Brexit.
Profesor Charles Spence, kepala Laboratorium Penelitian Crossmodal Universitas Oxford, percaya ini bisa terjadi karena keinginan orang-orang yang memilih "tetap" untuk tetap berhubungan dekat dengan tetangga Eropa mereka.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laris Manis Minuman Kekinian, Cheese Tea
Redaktur & Reporter : Fany