Makan pun Terasa Pahit Buat Jenderal Bintang 1 TNI Itu

Rabu, 27 Januari 2021 – 10:55 WIB
Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani saat menjalani proses vaksinasi di kantor gubernur NTB, 14 Januari lalu. Foto: Ivan/Lombok Post

jpnn.com, MATARAM - Komandan Korem 162 Wira Bhakti (Danrem 162/WB) Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani dinyatakan positif tertulari Covid-19 pada Kamis, 21 Januari.

Jenderal bintang satu itu pun harus mendapatkan perawatan di RSUD Provinsi NTB.

BACA JUGA: Jenderal Andika Rotasi 3 Jabatan Kepala Dinas di TNI AD, Berikut Daftarnya

”Salah satu cara untuk melawan Covid-19 saat terpapar, harus tetap tenang dan bahagia. Harus tetap happy, agar imunitas makin baik,” kata danrem kepada Lombok Post, Senin (25/1).

Rizal mengatakan, ia dinyatakan positif Covid-19 bersama istrinya.

BACA JUGA: Lepas Langsung Keberangkatan Kapal, Jenderal Andika: Ini Misi Kemanusiaan

Mulanya ia ingin melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun, dokter memintanya agar menjalani perawatan di rumah sakit agar pengobatan dan proses penyembuhannya bisa lebih cepat. ”Sekarang masih perawatan di RSUD NTB,” tuturnya.

Brigjen Rizal menceritakan kondisi yang dialami setelah terpapar Covid.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Terima Vaksin Covid-19 Kedua

Ia tidak dalam keadaan diinfus. Pernapasannya normal. Tidak ada berasa sesak.

”Yang saya rasakan hanya demam hingga mencapai 38 derajat celcius. Makanan juga terasa pahit,” katanya.

Demam tinggi itu dikarenakan imunitas menurun. Sebelumnya, danrem memiliki agenda yang cukup padat dua pekan terakhir.

"Kecapekan, makanya imunitas menurun. Saat itulah mungkin saya terkena virus ini,” bebernya.

Rizal mengatakan, sebenarnya virus tersebut bisa saja membuat kondisinya lebih parah. Syukur, sebelumnya dia pernah divaksin.

"Mungkin kalau saya tidak divaksin, kondisinya bakal lebih parah,” kata dia.

Kondisinya saat ini menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat. Bahwa virus corona itu memang benar adanya. "Makanya, masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan pemerintah,” ujar Rizal.

"Seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas di luar rumah, serta menjaga kebersihan dan kesehatan. Juga harus rajin berolahraga dengan diimbangi makan makanan yang bergizi. Itu harus dijalani,” imbuhnya.

Rizal mengatakan, orang yang pernah kontak dengannya sudah dilakukan penelusuran.

Seperti Gubernur NTB H Zulikieflimansyah, Kapolda NTB Irjen Muhammad Iqbal, serta seluruh anggota di Korem 162/WB sudah di-swab. ”Mereka semua aman kok. Tidak terpapar Covid-19,” katanya.

Tepat di 14 Januari lalu, danrem bersama forkopimda lainnya sempat menjalani proses vaksinasi. Namun, satu pekan setelahnya, danrem justru dinyatakan positif covid.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dr H Lalu Hamzi Fikri mengatakan, mereka yang telah divaksinasi tetap berpotensi terpapar corona. Apalagi, jika proses vaksinasinya belum maksimal. ”Butuh waktu sampai terbentuk antibodinya,” kata Fikri.

Dalam ketentuan vaksinasi untuk Sinovac, harus dilakukan dua kali penyuntikan. Dengan rentang waktu selama 14 hari, untuk suntikan pertama dan kedua. Adapun danrem, baru menjalani suntikan pertama di 14 Januari, kemudian positif pada 21 Januari.

Fikri mengatakan, efektivitas vaksin Sinovac bisa terlihat di hari ke-28.

Saat itu, vaksin sudah bekerja maksimal dan memberi perlindungan dari virus corona. ”Itu alasannya, kenapa setiap orang yang divaksin tetap harus menjalankan protokol kesehatan, meski sudah divaksin,” tandas Fikri. (arl/dit/r5)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler