jpnn.com - JAKARTA-Menteri Kesehatan Nila F Moeloek prihatin melihat data jumlah perokok di bawah umur yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dia menyalahkan orang tua yang punya kebiasaan merokok atas fenomena ini.
Nila menuntut orang tua untuk tidak egois dan lebih mementingkan kesehatan anak. "Orang tua kalau punya anak harus tanggung jawab. Jangan karena kebiasaan merokok anak kita yang tersiksa atau menjadi perokok berikutnya," tutur Menkes saat Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertema "Suara Hati Anak" di JW Marriot, Jakarta, Jumat (27/5).
BACA JUGA: Dewan Yakin Mendagri Sanggup Hapus 3000 Perda Bermasalah
Untuk diketahui, menurut data Riset Kesehatan (Riskes) pada 2013, perokok berumur 15 tahun ke atas cenderung meningkat. Dari 34,2 persen pada 2007 menjadi 36,3 persen pada 2013 di seluruh Indonesia. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) juga merilis data soal perokok di bawah umur. Pada 2014 survey menunjukkan rata-rata perokok anak usia 13-15 tahun sebesar 20,3 persen.
Ini sungguh ironis. Pasalnya, jika ditinjau lebih dalam, banyak peringatan-peringatan mengenai bahaya rokok di media. Pengetahuan tentang bahaya rokok pun selalu didengungkan dimana-mana. Namun demikian, hal tersebut tak lantas membuat perokok usia dini berhenti.
BACA JUGA: PAN Gelar Workshop untuk Anggota DPRD
Buktinya, data dari GYTS, anak-anak yang disurvei, sebesar 70,1 persen pernah melihat pesan anti merokok tersebut dan hanya berpikir akan menghentikan kebiasaan mereka. Adapun dalam peluncuran yang bertepatan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2016 itu, Menteri melihat dampak ekonomi dan sosial di tanah air akibat rokok.
Banyak anak tak dapat melanjutkan pendidikan mereka karena biaya. Sementara orang tua mereka yang rata-rata dari kalangan bawah, masih bisa menyisihkan uangnya demi membeli rokok.
BACA JUGA: Ari Dono Sebelum Jabat Kabareskrim...
Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian dan menyadarkan orang tua. Khususnya dari segi penetapan prioritas keluarga dan mendidik anak mereka dengan baik. "Tidak sedikit anak-anak putus sekolah karena tidak ada biaya dan tidak terhitung lagi berapa banyak anak-anak yang kekurangan gizi karena pengeluaran rumah tangga lebih banyak untuk membeli rokok," pungkasnya. (adn/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Uchok Minta KPPU Usut Proyek Fotokopi di DPR
Redaktur : Tim Redaksi