jpnn.com, JAKARTA - Tren penggunaan produk lokal juga menjadi indikasi meningkatnya kualitas produk yang mampu bersaing dengan berbagai brand dari luar negeri.
Salah satu tren saat ini adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga penampilan dan kesehatan kulit.
BACA JUGA: Terkesan dengan Penampilan Cak Imin, Anies Singgung Gagasan Autentik dan Kosmetik
Hal itu memantik industri kecantikan nasional makin berkembang dengan melahirkan banyak brand lokal.
Pertumbuhan fenomenal industri kosmetik di Indonesia ditandai dengan pertumbuhan jumlah industri kosmetik di Indonesia yang mencapai 21,9 persen, yakni dari 913 perusahaan di 2022 menjadi 1.010 perusahaan pada pertengahan 2023.
BACA JUGA: Miss Grand Indonesia Andina Julie Jadi Brand Ambassador Kosmetik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri kosmetik nasional juga mampu menembus pasar ekspor di mana secara kumulatif untuk periode Januari-November 2023 nilai ekspor untuk produk kosmetik, wewangian, dan essential oils tercatat mencapai USD 770,8 juta.
Hal itu diungkapkan Airlangga saat melakukan kunjungan ke pabrik PT Pillars Cosmetiklon Indonesia di Tangerang, Banten, Sabtu (3/2).
"Komposisi 95 persen industri kosmetik lokal merupakan industri kecil dan menengah, tercatat mampu menyerap tenaga kerja sekitar 59.886 orang pada 2022," ucap Airlangga.
Menurutnya, dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia, segmen pasar terbesar didominasi segmen perawatan diri (personal care) dengan volume pasar sebesar USD 3,18 miliar pada 2022, disusul skincare sebesar USD 2,05 miliar, kosmetik USD 1,61 miliar, dan wewangian USD 39 juta.
Potensi market size secara nasional pada 2023 bisa mencapai 467.919 produk atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
"Secara global diperkirakan dapat mencapai USD473.21 miliar pada tahun 2028 dengan pertumbuhan rata-rata 5,5 persen per tahun," katanya.
Lebih lanjut, penjualan produk personal care dan kosmetik mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini di tengah masifnya perkembangan e-commerce di Indonesia.
Sejak 2018 hingga 2022, personal care dan kosmetik merupakan top 3 penjualan di market place, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13.287,4 triliun dan volume transaksi 145,44 juta.
Dewasa ini, pasar kosmetik dan personal care juga digerakkan oleh tren dan kesadaran penggunaan kosmetik berlabel halal, sehingga mendorong munculnya produk dan merek baru yang memadukan bahan-bahan alami sebagai inovasi produk kecantikan.
Industri kecantikan nasional mempunyai potensi yang sangat luas untuk dikembangkan, mengingat melimpahnya sumber daya alam sebagai bahan baku kosmetik.
Selain itu, Indonesia juga memiliki warisan budaya leluhur tentang tanaman berkhasiat sebagai obat dan perawatan tubuh.
Potensi pasar dalam negeri juga cukup besar dengan meningkatnya jumlah populasi usia produktif sebagai pengguna produk kecantikan.
Tumbuh suburnya produk kosmetik lokal bersertifikasi halal juga dapat terus didorong penetrasinya ke negara yang potensial dengan produk kosmetik halal seperti berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa hadirnya PT Pillars Cosmetiklon Indonesia dalam industri kecantikan nasional diharapkan akan turut memajukan industri kosmetik di Indonesia.
“Saya berharap industri kosmetik di Indonesia untuk semakin berkembang dan berdaya saing di pasar dalam negeri dan mulai membuka pasar ekspor yang lebih luas. Dan kami juga berharap PT Pillars Cosmetiklon Indonesia dapat turut berperan serta mendukung penguatan blue economy dengan semakin banyak memanfaatkan bahan baku kosmetik dari perairan Indonesia,” pungkas Menko Airlangga. (jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul