Makin Terpojok, Trump Sebut Ketua DPR Amerika 'Sinting Kayak Kutu Kasur'

Sabtu, 23 November 2019 – 09:18 WIB
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato State of the Union di depan Kongres. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengamuk dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox, Jumat (22/12). Selama 53 menit, pemimpin kontroversial itu menumpahkan semua kekesalannya terhadap proses pemakzulan yang tengah bergulir di Dewan Perwakilan Amerika Serikat.

"Orang-orang ini sakit," ujar Trump dengan nada geram di awal wawancara lewat sambungan telepon tersebut.

BACA JUGA: Doyan Makan dan Malas Berolahraga, Donald Trump Mengaku Sangat Sehat

Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS sejak pekan lalu telah menginterogasi sejumlah pejabat, dan mantan pejabat, terkait dugaan bahwa Trump memaksa pemerintah Ukraina menyelidiki calon rivalnya di Pemilu 2020 mendatang. Hampir semua saksi menguatkan tuduhan tersebut.

Trump dengan cepat mengaku tidak kenal dengan sebagian besar saksi-saksi tersebut, termasuk Gordon Sondland, duta besar AS untuk Uni Eropa dan salah satu donatur kampanyenya pada Pilpres AS 2016 lalu.

BACA JUGA: Usai Bahas Isu Panas, Trump Umbar Pujian untuk Erdogan

"Saya tidak terlalu kenal, hanya pernah berbincang beberapa kali dengannya," ujar Trump soal Sondland.

David Holmes, staf Kedutaan Besar AS di Kiev, bersaksi di depan Komite Intelijen bahwa Trump menelepon Gordon Sondland pada 26 Juli lalu. Dia mengaku mendengar Trump dengan nada keras menanyakan kepada Sondland apakah Pemerintah Ukraina jadi menyelidiki Joe Biden.

BACA JUGA: Mengambek Lagi, Donald Trump Pindah Domisili dari New York ke Florida

Kepada Fox, Trump menegaskan bahwa pernyataan Holmes adalah murni kebohongan. "Saya jamin, pembicaraan itu tidak pernah terjadi," tegas politikus 73 tahun itu.

Suami Milenia itu tentu tidak lupa menyerang para petinggi Partai Demokrat yang menjadi motor pemakzulan di parlemen. Tidak tanggung-tanggung, dia menyebut Ketua Dewan Perwakilan Nancy Pelosi "sinting seperti kutu kasur" karena membiarkan pemakzulan bergulir.

Ketua Komite Intelijen Adam Schiff juga jadi sasaran amarah Trump. Dia disebut "orang gila" dan "anak anjing sakit" oleh presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut.

"Dia (Schiff) seharusnya dituntut karena berbohong mengenai pembicaraan telepon tanpa cela presiden dengan (presiden) Ukraina," ujar Trump penuh semangat.

Pada kesempatan itu Trump juga menuding Ukraina mengintervensi Pemilu Presiden AS 2016. Teori konspirasi ini pernah diungkapkan Trump sebelumnya dan sudah dibantah oleh mantan anak buahnya sendiri dari Dewan Keamanan Nasional, Fiona Hill.

Meski begitu, Trump tetap ngotot bahwa Kongres Partai Demokrat bekerja sama dengan pengusaha Ukraina untuk memenangkan Hillary Clinton pada pemilu lalu.

"Itu informasi yang saya terima dan yang sebenarnya saya tanyakan dalam perbincangan telepon (dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky)," ucap dia.

Setelah proses di Komite Intelijen rampung, Dewan Perwakilan AS akan menggelar voting untuk menentukan apakah proses pemakzulan akan dilanjutkan atau tidak. Partai Demokrat mendorong agar pemungutan suara ini digelar sebelum akhir tahun.

Jika pemakzulan lolos di Dewan Perwakilan, maka selanjutnya Trump akan disidang oleh Senat AS yang kemudian melakukan voting untuk menentukan nasib sang presiden. Pemakzulan harus disetujui dua pertiga anggota senat. (AFP/Reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler