Makna Kebaya dan Batik yang Dipakai Puan di Sidang Tahunan

Selasa, 16 Agustus 2022 – 12:05 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani hari ini menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD RI dengan mengenakan Kebaya Kutubaru berwarna terakota. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani hari ini menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD RI dengan mengenakan Kebaya Kutubaru berwarna terakota.

Warna ini sengaja dipilih sebagai simbol semangat optimisme dalam menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI.

BACA JUGA: Ditanya Poros Gerindra-PKB, Basarah PDIP Singgung Mandat Megawati ke Puan

“Kami memberikan warna terakota yang cerah karena memberikan semangat optimism dan juga memberikan suatu warna yang segar dan fresh, cocok warna ankin berwarna merah hati yang terinspirasi motif klasik Jawa,” kata Didiet Maulana, sang desainer, Selasa (16/8/2022).

Soal kebaya, kata Didet, jenis Kutubaru yang dikenakan Puan merupakan salah satu gaya klasik kebaya Indonesia yang banyak dijumpai di sejumlah daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Serahkan Achmad Bakrie Award, Puan Apresiasi Kepada Dokter Berdedikasi Tanggulangi Covid-19

“Jadi, tidak hanya dijumpai di Pulau Jawa, tetapi juga di berbagai daerah di Bali dan beberapa daerah Sumatra,” imbuh Didiet.

Sementara untuk batik tulis, perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini mengenakan batik tulis Jawa bermotif Semen Romo (Semen Rama).

BACA JUGA: Cek Persiapan Sidang Tahunan DPR, Puan Ungkap Makna Penggunaan Ornamen Batik Khas Yogyakarta

Motif Semen dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang bersemi, kehidupan yang berkembang dan sejahtera. Sebuah pengharapan dan doa untuk kehidupan yang makmur.

Motif ini sering dikaitkan dengan cerita Ramayana dengan ajaran kepemimpinan Hastha Brata (8 jalan ajaran utama), di antaranya sikap semangat, penuh kasih, bertanggung jawab berpengetahuan luas, berwibawa, adil, melindungi rakyat dan mengendalikan diri.

Sebuah ajaran kepemimpinan untuk diri sendiri dan masyarakat.

Motif batik terdiri dari tiga bagian utama yang dibagi menjadi ornamen udara, darat dan laut. Melambangkan keseimbangan dan keadilan.

Motif Tree of Life atau Pohon Hayat melambangkan darat, garuda melambangkan udara dan motif baito (perahu) melambangkan laut.

“Sarat makna, sarat doa, dan pengharapan baik yang disampaikan dalam satu helai kain,” kata Didiet.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler