JAKARTA - Malam ini dan besok (17/8) diperkirakan menjadi titik terpadat arus mudik 2012. Hingga kemarin arus mudik di jalur laut, udara, dan darat terus meningkat. Yang terparah adalah kemacetan mulai pintu tol Cikampek hingga Simpang Jomin.
Kepadatan jalan sudah mulai tampak akibat peningkatan volume kendaraan yang menuju Pantura Jawa. "Simpang Jomin terpantau sudah mulai meriah. Padat," ujar Iptu Dedi dari TMC Polda Metrojaya kepada INDOPOS. Pengalihan arus masih belum dilakukan. Namun, petugas di lapangan sempat melakukan buka tutup untuk arus kendaraan dari arah Jakarta dan diarahkan ke Sadang.
Dedi menyebut, arus pemudik dengan sepeda motor juga meningkat pada siang hingga sore kemarin dibandingkan hari sebelumnya. Pada sore kemarin, rombongan pemudik sepeda motor terpantau mulai berduyun-duyun memasuki Karawang.
Kepadatan simpang Jomin yang rutin macet parah saat mudik diperkirakan melonjak mulai malam ini hingga besok malam. Malam hari kemarin, sudah ada lonjakan peningkatan volume kendarana dari arah Jakarta yang akan menuju ke pantura, hal ini terlihat adanya kemacetan sampai dengan 3 kilometer sejak tol Cikampek menuju keluar.
Karena adanya kemacetan ini petugas berusaha untuk mengurai kemacetan di KM 66 kendaraan lalu dialihkan menuju ke jalur tengah yang nantinya akan diarahkan ke pintu tol Sadang, kearah Purwakarta, Subang dan juga arah Cikamurang.
Karena adanya penumpukan kendaraan semalam di pintu tol Cikampek ini, sampai dengan ke simpang Jomin. Karena disimpan Jomin ini terjadi titik pertemuan arus yang mengekor panjang, bahkan sampai ke jalan raya Pengulah, Jatisari. Selain sistem buka tutup yang dilakuan petugas di KM 66 tol Cikampek, petugas juga memberlakukan sistem buka tutup di pertigaan Mutiara, sehingga kendaraan akan diarahkan menuju ke jalan Juanda - Cikampek.
Aktifitas yang mulai meningkat sejak semalam diperparah dengan adanya iring-iringan sepeda motor pada pagi hari yang biasanya terjadi dan kendaraan bermotor ini masih saja yang banyak menggunakan rute lama yaitu rute dari arah Karawang yang akan menuju ke pantura, sehingga terjadi perbauran arus kendaraan roda dua dengan kendaraan roda empat yang berbaur di simpang Jomin. Diprediksi akan terus meningkat volume kendaraan ini sampai dengan H-1 Lebaran.
Untuk mengantisipasi lonjakan volume kendaraan, kepolisian telah menyiapkan skenario buka tutup jalan hingga pengalihan arus. Petugas di lapangan akan menerapkan langkah antisipatif tersebut dengan menimbang kondisi yang ada.
Dari data di Posko Kementerian Perhubungan, diketahui seluruh jalur transportasi umum mengalami peningkatan signifikan pada periode 16-18 Agustus. Tercatat ada 540.627 pemudik yang sudah meninggalkan Jakarta sejak Rabu kemarin. Jumlah pemudik yang lebih dari setengah juta itu menggunakan jasa kereta api sebesar 208.927 orang, bus 38.521 orang, kapal laut 5952, dan pesawat 287.227 orang. Itu belum termasuk pemudik sepeda motor yang belum terhitung jumlahnya.
"Tiket yang sudah habis sejak tiga bulan lalu terfokus pada perjalanan di tanggal 16 sampai 18 Agustus," kata Kahumas PT KAI Daops I Mateta Rizalulhaq. Tiket perjalanan dengan kereta tambahan ekonomi AC pada hari yang sama juga telah habis setelah tersedia di loket pemesanan sejak awal pekan ini. Kereta ekonomi AC beroperasi dari Stasiun Pasar Senen.
Mateta menambahkan, dengan sistem penjualan tiket tiga bulan sebelum hari H, jalur kereta tidak lagi mengalami lonjakan signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kami tidak lagi menjual tiket go show karena sudah habis terjual sejak 90 hari sebelumnya," kata Mateta. Penerapan tiket sesuai identitas juga berpengaruh pada kepadatan penumpang di stasiun.
Hingga kemarin (15/8), tercatat 4.100 lembar tiket yang tak sesuai dengan identitas pemiliknya dinyatakan hangus. Pemilik yang masih ingin menggunakan tiket tersebut harus mengurus administrasi berupa denda dan menunjukkan kartu identitas yang berlaku. "Kami juga menerapkan pembukaan kawasan dalam stasiun satu jam sebelum jam pemberangkatan dan hanya pemilik tiket yang boleh masuk," jelasnya.
Dari data yang ada, sejak H minus sembilan lalu sudah ada 208.927 orang yang meninggalkan Jakarta dengan kereta api. Khusus pada H-4 kemarin, hingga pukul 16.00 tercatat 48.967 orang ke luar Jakarta. Sebanyak 6.517 orang menggunakan kereta eksekutif, 5.358 orang dengan kereta bisnis, 11.623 memakai kereta ekonomi, dan menggunakan kereta Jabodetabek untuk jarak pendek sebanyak 25.469 orang. "Jumlah tersebut masih akan bertambah jika perjalanan malam ini (tadi malam) sudah terdata," terang Bram Hertasmin, staf perkeretaapian Posko Kemenhub.
Peningkatan juga terpantau dari mudik jalur darat dengan menggunakan bus. Pada H minus tujuh dan enam, diketahui sudah 38.521 orang meninggalkan Jakarta. Mereka menggunakan 2.029 bus. "Data pada H minus lima menunjukkan penumpang mencapai 36.635 orang dengan menggunakan 1984 bus. Untuk hari ini (kemarin, red), jumlah penumpang dan armada baru diketahui secara keseluruhan pada malam nanti (tadi malam)," terang staf posko darat Wina Carolina.
Sedikit berbeda dengan jalur darat kereta dan bus, jumlah pemudik yang datang dari laut justru lebih sedikit jika dibandingkan dengan angka mereka yang tiba di Tanjung Priok. Hingga empat hari sebelum lebaran, penumpang yang turun di Tanjung Priok mencapai 10.561 orang. Sedangkan penumpang yang meninggalkan Jakarta hanya 5.952 orang.
"Banyak penumpang turun di Tanjung Priok adalah mereka yang akan melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lain. Biasanya karena tujuan mereka tidak terjangkau oleh kapal atau kehabisan tiket kapal menuju kampung halaman," terang Shanti, staf Posko Laut Kemenhub.
Dari jalur udara, sejak H minus sembilan tercatat 287.227 orang meninggalkan ibukota. Rata-rata, setiap hari terdapat 50 ribu penumpang lebih yang menggunakan pesawat untuk pergi dari Jakarta. Pada H minus lima misalnya. Saat itu tercatat 58.011 penumpang berangkat dari bandara Soekarno-Hatta. Pada H minus empat hingga pukul 16.00 kemarin, penumpang dari Jakarta tercatat 11.552 orang. Jumlah penumpang jalur udara diperkirakan naik signifikan mulai besok hingga Sabtu nanti. (tir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jusuf Kalla Tak Tahu Soal Pertemuan 9 Oktober
Redaktur : Tim Redaksi