Malaysia Dituding Pernah Tolak Data Krusial Pencarian MH370

Selasa, 16 Desember 2014 – 10:24 WIB
Malaysia dituding pernah tolak data krusial pencarian MH370. Foto: istimewa

jpnn.com - PENYEBAB hilangnya Malaysia Airlines MH370 pada 8 Maret 2014 masih misterius. Di tengah upaya pencarian, sebuah spekulasi muncul lagi dan kini sedikit menyudutkan pihak berwenang Malaysia...

Dilansir dari The West Australian, Senin (15/12), pemerintah Malaysia disebut pernah menolak sebuah data yang kemudian dianggap valid untuk menerangkan keberadaan pesawat yang terjadwal melayani penerbangan Kuala Lumpur-Beijing tersebut.

BACA JUGA: Siram Pramugari dengan Air Panas, Penumpang Didenda

Sumber The West Australian yang berasal dari Inggris mengungkap, bahwa dalam waktu 24 jam setelah hilangnya MH370, Inmarsat (perusahaan telekomunikasi satelit Inggris) telah menyarankan kepada pemerintah Malaysia untuk menggunakan temuan mereka. "Tetapi temuan itu ditolak. Mereka tidak mau tahu,” ujar sumber yang tak disebutkan namanya.

Inmarsat kemudian memberikan data tersebut kepada Air Accidents Investigation Branch (AAIB) milik Inggris, yang kemudian berkenan untuk merespon. AAIB meminta Inmarsat menyediakan link data satelit dan terus memantau sinyal MH370 setiap jamnya. Sinyal tersebut diambil dari satelit 38,000 km di atas Samudera Hindia dan diteruskan melalui stasiun bumi di Perth.

BACA JUGA: Polisi Malaysia Tangkap 7 Militan Indonesia yang Menuju ke Syria

Singkat cerita, pemerintah Malaysia akhirnya dipaksa untuk memakai temuan Inmarsat dan AAIB tersebut, namun itu baru terjadi setelah 5 hari MH370 lenyap. Ironisnya, dibutuhkan juga beberapa hari membuat radar militer Malaysia bisa bekerja melacak data.

Data Inmarsat menunjukkan MH370 mengubah arah dan terbang melintasi Malaysia menuju Laut Andaman, tapi pencarian justru terus saja dilakukan di Laut Cina Selatan, sebelah timur negara itu. 

BACA JUGA: Sebuah Lamaran yang Berantakan

Baru kemudian pada 16 Maret pencarian dipindahkan ke Samudera Hindia selatan, dengan pencarian pertama melalui udara dari Perth pada 18 Maret, 10 hari setelah MH370 hilang.

Ahli kelautan (oceanographers) setuju bahwa 10 hari sudah menghilangkan kesempatan menemukan puing-puing pesawat. Setelah 10 hari puing-puing tersebut akan melayang dan kemudian basah kuyup, lalu tenggelam dan rusak di laut yang berat. Arus yang kencang akan menyebarkan puing saling menjauh dengan jangkauan sebar yang luas.

Ada banyak perdebatan tentang data satelit Inmarsat yang merupakan panduan dasar dari pencarian MH370 di Samudera Hindia. Namun, bagi US National Transportation Safety Board, AAIB, The Australian Transport Safety Bureau, the French BEA, serta Boeing dan produsen mesin Rolls-Royce, sepakat bahwa data Inmarsat tersebut valid.

Banyak pihak sempat menyesalkan kejadian ini. Presiden Emirates Tim Clark pun sempat mengklaim ada upaya pembohongan publik terhadap kecelakaan pesawat terbang yang melibatkan nyawa 239 orang tersebut. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinyatakan Tak Bersalah Setelah Mati Dieksekusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler