jpnn.com - PEMERINTAH Malaysia terus menyelidiki kemungkinan keterlibatan awak dan penumpang MH370 dalam peristiwa hilangnya pesawat tersebut. Apalagi kini kemungkinan pesawat dibajak kembali mengemuka. Jika benar pembajakan, pelakunya pun diduga orang yang lihai dengan pengoprasian pesawat Boeng 777-200 ini.
Tentu saja salah satu yang didalami adalah awak pesawat yang memiliki akses langsung ke cockpit. "Secara konsisten, itu dilakukan secara sengaja oleh seseorang di pesawat," kata Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
BACA JUGA: Polusi Parah, Perancis Batasi Kendaraan Pribadi
Terkait dengan hal tersebut, polisi Malaysia mulai menggeledah kediaman pilot Malaysia Airlines MH370 Zaharie Ahmad Shah, 53. Kepolisian Malaysia juga memeriksa data kondisi psikologi, kehidupan keluarga, serta koneksi pilot Zaharie dan kopilot Fariq Abdul Hamid, 27. Selama ini keduanya dikenal sebagai warga yang terhormat di lingkungan sosial masing-masing.
Zaharie bergabung dengan Malaysia Airlines pada 1981 dan sudah memiliki 18.000 jam terbang. Sementara itu, Fariq disebut-sebut berencana menikah setelah berhasil menerbangkan Boeing 777. Namun, nama Fariq menyita perhatian setelah mengundang dua perempuan di kokpit bersama pilot lain pada penerbangan dari Phuket, Thailand, ke Kuala Lumpur pada 2011.
BACA JUGA: MH370 Terbang ke Timur Tengah?
Sementara itu, Kadispen TNI-AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjono mengatakan, radar militer Indonesia tidak menangkap sinyal dari pesawat MH370. "Bukan hanya Indonesia, negara tetangga lain seperti Thailand juga tidak mendeteksi," ujarnya saat dikonfirmasi kemarin.
Hadi menuturkan, pihaknya telah memeriksa radar di Lhokseumawe dan Sabang. Dua radar itulah yang diyakini menangkap sinyal pesawat MH370 jika memang dialihkan ke Samudra Hindia. Nyatanya, tidak ada pergerakan objek yang terpantau.
BACA JUGA: Diduga MH370 Dibajak Orang Profesional
Pihak Malaysia memang tidak secara resmi meminta bantuan radar militer Indonesia. Itu menjadi inisiatif Indonesia yang memiliki kerja sama pertahanan udara terkoordinasi. TNI-AU menempatkan perwira bernama Letkol Penerbang Deni Butar-Butar sebagai liaison officer (LO). Nah, pelacakan itu dilakukan TNI-AU melalui koordinasi Deni. (AP/Strait/Rtr/byu/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Temukan Kasus HIV Langka
Redaktur : Tim Redaksi