Malaysia Tolak Minta Maaf Soal Penghinaan Habibie

Rabu, 19 Desember 2012 – 12:33 WIB
KUALALUMPUR--Menteri Penerangan, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Sri Rais Yatim, menyebutkan bahwa pernyataan mantan Menpen Malaysia Zainuddin Maidin, yang menghina Presiden RI ke-3 BJ Habibie, merupakan pernyataan pribadi dan tidak mewakili pendirian pemerintah Malaysia.

Untuk itu Pemerintah Malaysia, menolak untuk meminta maaf pada Pemerintah Indonesia. Namun demikian, pernyataan Zainuddin tetap mendapat kecaman dan disarankan pernyataan maaf segera dilayangkan atas nama pribadi. Berikut hasil wawancara wartawan dengan Datuk Sri Rais Yatim, Selasa (18/12) malam waktu setempat di Kualalumpur, Malaysia.

Bagaimana komentarnya tentang opini yang disampaikan Zainuddin?

Apa yang disuarakan Tan Sri Zainuddin adalah penyuaraan pribadi beliau dan bukan suara resmi dari Kerajaan Malaysia. Sebagai seorang mantan wartawan, beliau melahirkan pandangan itu sebagai pernyataan pribadi. Walaupun begitu, melihat keadaan, suasana dan tuduhan-tuduhan itu memang tidak dapat diterima. Kita punya pendirian jelas soal hubungan Malaysia dan Indonesia yang demikian dekat.
Beliau menyatakan itu sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Meski sebaik-baiknya, memang tidak boleh melambangkan sesiapa dari Indonesia. Ungkapan itu tidak keluar bagi seseorang yang sudah lama di kerajaan.
Saya sendiri sudah mengeluarkan pendapat dan sudah dikeluarkan melalui Antara tentang pribadi beliau. Kami sangat kesal dengan keluarnya pernyataan beliau. Semoga tidak ada lagi percobaan memperkeruh suasana. Kami sendiri tidak menduga bisa sedemikian (protes di Indonesia).

Secara pribadi, Bapak bertemu secara khusus dengan Pak Zainuddin?

Ramai kita melakukan perhubungan itu. Pandangan umum pun sudah beliau terima. Nah,bagaimana beliau mengolah kata-kata selepasnya, itu diserahkan padanya. Kita menghormati pandangan masing-masing pihak. Namun dalam keadaan saat ini, harusnya dipikirkan dua hubungan yang amat penting. Itu (pandangan pribadi) harus disimpan. Ini bukan masanya mengkritik bekas pemimpin seperti Pak Habibie. Pemimpin Malaysia pun tidak pernah dikritik sedemikian. Apalagi pergeseran terus muncul, menindaklanjuti peristiwa-peristiwqa yang kecil itu (menjadi) konteks masalah bangsa serumpun, satu bahasa dan satu nusantara.

Apa yang dikhawatirkan Zainudin sampai mengeluarkan pernyataan itu?

Itu pribadi beliau, saya tidak tahu. Saya tidak boleh menyelami apa yang ada di hati beliau. Tapi saya menyatakan, dia tidak seharusnya berlaku sedemikian. (Pernyataan) Itu datang dari pribadi beliau dan bukan pendirian resmi pemimpin. Itu jauh sekali dari pemerintah kita di Malaysia.

Utusan itukan Akhbar (surat kabar) dari UMNO?

Akhbar itu adalah surat kabar yang dulunya diawasi oleh Datuk Tan Sri Zainudin, dan bukan dipengaruhi lidah resmi. Itu adalah satu akhbar yang mirip memberitakan soal melayu, Bumiputra, politik dan lain sebagainya. Memang (surat kabar) itu rapat (dekat) dengan pemerintah, tapi bukan resmi.

Artinya Malaysia tidak akan meminta maaf?

Itu tidak tepat.Yang dibuat oleh Tan Sri Zainudin adalah perbuatan beliau. Tapi kalau Menteri kabinet yang menyebut demikian, akan diarahkan supaya mohon maaf. Tapi saya berharap Zainuddin mau meminta maaf.

Ada tidak kemungkinan Zainuddin meminta maaf?

Insya Allah.Saya pikir kalau diurutkan suasananya, itulah yang terbaik. Tinggal beliau mau atau tidak mau, itu soal pribadinya. Tapi akan baik kalau beliau mau mohon maaf secara terbuka. Kalau ada seorang pegawai atau menteri menyebut demikian, itu perlu kita beri sanksi. Tapi inikan pribadi beliau. Sudah seharusnya beliau melakukan pertimbangan dalam tulisannya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Tanggapi Isu Kiamat 21 Desember

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler