Maluku dan NTT Punya Segudang Potensi, tetapi Menghadapi Banyak Masalah

Rabu, 01 Mei 2024 – 12:54 WIB
Pengamat Ketenagakerjaan dan Pendidikan Ir. Fransiskus Go, S.H menilai Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki banyak potensi tetapi menghadapi masalah. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Ketenagakerjaan dan Pendidikan Ir. Fransiskus Go, S.H menilai Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi, baik budaya, kearifan lokal, dan sumber daya alam.

Namun, Frans menilai kedua provinsi itu menghadapi permasalahan.

BACA JUGA: Mantan Kapolda NTT Daftar Bakal Cagub dari PAN, Ini Harapannya

Hal tersebut disampaikan Frans saat menjadi Keynote Speaker dengan paparan berjudul: “Peluang dan Tantangan Investasi di Remote Area, Perbatasan/Daerah Kepulauan Maluku dan NTT” dalam kegiatan SCU For Indonesia: Exploring The Potentials of Remote, Border Areas, and Islands at Eastern Indonesia (Maluku & NTT), di Gedung Teater Thomas Aquinas, Soegijapranata Catholic University (SCU), Semarang, Jawa Tengah (30/4).

Frans menjelaskan bahwa Maluku sebagai Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, memiliki karakteristik yang berbeda dengan Provinsi lain di Kawasan Barat Indonesia dimana dampak konflik sosial, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

BACA JUGA: Sadali Ie Dilantik jadi Pj. Gubernur Maluku, Mendagri Tito Berpesan Begini

Potensi wilayah berbeda mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berbeda di setiap wilayah sehingga menciptakan kesenjangan ekonomi dan sosial.

Mengutip data BPS 2023, Maluku masuk dalam urutan 4 besar Provinsi termiskin di Indonesia.

Di sisi lain, NTT memiliki 1.192 pulau dan hanya sekitar 42 pulau yang dihuni di mana lima pulau paling besar yaitu Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Lembata, dan Pulau Alor. NTT memiliki potensi sumber daya alam beragam yang pemanfaatannya belum optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak tanah terlantar.

"Masyarakat NTT juga hidup dalam kesenjangan pendapatan perkapita dan dibawah rata-rata nasional. Menurut data BPS Maret 2023, NTT masuk dalam urutan 3 besar Provinsi termiskin di Indonesia," ucap Frans.

Saat ini kata Frans Go, perekonomian Maluku terutama bergantung pada sektor pertanian seperti kelapa, cengkeh, pala, dan perikanan. Infrastruktur terutama di luar Ibukota Ambon, masih memerlukan peningkatan terutama akses transportasi dan ketersediaan listrik. Pariwisata mulai berkembang di Maluku terutama dengan potensi alamnya yang indah seperti pantai, pulau-pulau kecil dan keanekaragaman hayati bawah laut.

Di NTT memiliki potensi ekonomi yang besar dengan komoditas seperti kopi, cokelat, tebu, dan perikanan. Sektor pariwisata di NTT juga berkembang terutama dengan daya tarik seperti Pulau Komodo, Taman Nasional Kelimutu dan Pantai-Pantai yang indah. Namun demikian masih ada tantangan dalam infrastruktur dan aksesibilitas di beberapa daerah di NTT, terutama di daerah terpencil dan Pulau-Pulau Kecil.

Namun, ada permasalahan yang dihadapi saat ini baik Provinsi Maluku dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah Pertama, Keterbatasan Infrastruktur dimana masih minimnya akses transportasi, dan minimnya ketersediaan listrik dan air minum.

Kedua, Lingkungan dan Perubahan yang mencakup Kerusakan Lingkungan, Dampak Perubahan Lingkungan, Pengairan Sulit.

Ketiga, Kesehatan dan Pendidikan yang mencakup akses layanan pendidikan dan angka partisipasi pendidikan yang masih rendah, kurangnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan. Keempat, Ekonomi dan Lapangan Kerja yang mencakup tingginya tingkat pengangguran dan tantangan dalam pengembangan sektor ekonomi.

"Kelima, Sosial dan Budaya yang mencakup tanah ulayat/adat, kemiskinan dan ketimpangan sosial, human trafficking," kata Frans.

Lima Tantangan Investor

Frans Go mengungkapkan lima tantangan investasi bagi investor di dua Provinsi kepulauan tersebut pertama, tingkat pendidikan yang rendah dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut.

“Pendidikan formal adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk masyarakat,”tegas Frans Go.

Tantangan kedua, sambung Frans Go adalah Kemandirian ASN terbatas.

“NTT adalah Provinsi ke-10 dengan jumlah PNS terbanyak di Indonesia. Secara total PNS NTT berjumlah 114.938. “Masih banyak ASN yang kualitasnya perlu ditingkatkan. Dengan minimnya peran swasta, maka tulang punggun pembangunan berada di tangan ASN yang memiliki ketahanan ekonomi yang pasti,”ungkap Frans Go.

Tantangan ketiga, kreatif berpikir SDM terbatas. Tantangan keempat, keengganan investor karena dihadang politikus daerah yang menyebabkan para investor kerap enggan berinvestasi di suatu daerah karena dihadang dan diperas oknum daerah, birokrasi yang berbelit dan panjang, serta kenyamanan dan keamanan yang kurang kondusif.

Tantangan keempat adalah pemimpin daerah tidak menjadi tuan rumah yang baik. "Banyak orang menjadi pemimpin daerah karena hanya bermodalkan uang tanpa kapasitas dan kualitas," pungkas Frans Go.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
NTT   Maluku   Ekonomi   Kawasan Timur  

Terpopuler