jpnn.com - Salah seorang hunter yang tertangkap basah sedang ”berburu” adalah Ervin Pratama Saputra. Saat Jawa Pos menemuinya pada hari pertama penyelenggaraan Anime Festival Asia Indonesia (AFAID) 15 Agustus, tas yang ditenteng Ervin berjubel dengan berbagai koleksi baru.
”Iya nih, tadi baru beli macam-macam,” kata Ervin, lalu menunjukkan isi tasnya saat ditemui di arena konvensi, Jakarta Convention Center.
BACA JUGA: Berawal dari Pengabdian Tulus PNS Golongan Rendah
Beberapa gulungan poster dalam berbagai ukuran menyembul dari dalam tas. Melongok lebih dalam, tampak kardus berisi action figure dan berbagai benda lain seperti keychain, pin, dan kaus. ”Mumpung di sini,” ujar dia.
Event AFAID benar-benar dimanfaatkan Ervin yang datang selama dua hari berturut-turut untuk berbelanja. Apalagi, produsen toys dan merchandise dari Jepang serta beberapa negara lain tak segan membanting harga. Hanya dalam waktu beberapa jam, isi dompet Ervin sudah nyaris ludes.
BACA JUGA: Berburu Koleksi di Konvensi Anime Terbesar Se-Asia Tenggara
”Belanja ini itu, eh, habis Rp 2 jutaan,” ucapnya.
Ervin tergolong kolektor kelas kakap. Jumlah koleksinya mencapai ratusan. Sebagian besar disimpan rapi di rumahnya di Cirebon. ”Saya simpan di lemari kaca. Total ada dua lemari,” ungkapnya.
BACA JUGA: Raja Ampat, Bersolek Demi Kehidupan
Sebagian lagi jadi hiasan di meja belajar. ”Ada sekitar 20-an yang saya pajang di meja belajar,” cetus Ervin.
Hobi mengumpulkan action figure ternyata diwarisi Ervin dari sang mama, Ernawati. ”Mama tuh fans berat Hello Kitty,” cerita pemuda kelahiran 14 Juni 1996 itu.
Selama bertahun-tahun, sang mama mengumpulkan action figure dan boneka Hello Kitty. Kebanyakan terbuat dari keramik dan jumlahnya sekitar 60, sedangkan boneka 30-an.
Ervin mengaku mulai jatuh cinta terhadap action figure saat masih SD. ”Dulu mama pernah tinggal di Jepang. Waktu pulang mama bawain action figure Dragon Ball. Sejak saat itu, saya jadi suka mengumpulkan action figure,” bebernya.
Seiring dengan bertambahnya usia, hasrat Ervin untuk berburu action figure kian tak terbendung. Mulai yang berukuran kecil hingga besar, semua ditargetnya.
Salah satu koleksi yang memorable bagi Ervin adalah action figure Himura Kenshin dari serial legendaris Rurouni Kenshin (ditayangkan di Indonesia dengan judul Samurai X). Action figure samurai bercodet itu dia beli sekitar delapan tahun lalu. ”Ukuran zaman segitu, harganya cukup mahal, sekitar Rp 2,5 juta,” katanya.
Di antara ratusan action figure yang dimiliki, Astro Boy jadi item favorit Ervin. Nilai replika robot baik hati itu memang nggak sefantastis koleksi Ervin lainnya, ”hanya” Rp 800 ribu.
”Tapi, saya suka banget Astro Boy. Dia berhati mulia dan selalu membela kebenaran tanpa pamrih. Itu yang bikin saya kagum,” ucapnya.
Ervin pun sempat menyesal karena gagal menemukan action figure favoritnya itu di AFAID. ”Saya pikir ada yang jual, ternyata nggak ada,” katanya. Sebagai pelipur lara, Ervin memesan action figure Gundam Unicorn yang akan dirilis di Indonesia dalam waktu dekat.
Muhammad Fisabill, sepupu Ervin, tak kalah kalap berbelanja. Seperti halnya dengan Ervin, belanjaan Billy, sapaan Fisabill, tak kalah berjibun. Tapi, sebagai kolektor pemula, koleksi Billy memang belum sebanyak Ervin.
”Dulu saya cuma koleksi poster anime dan game. Semua saya pajang di kamar,” kisah Billy.
Baru beberapa bulan belakangan Billy getol menambah koleksi action figure. Tak heran, saat AFAID berlangsung, Billy yang jauh-jauh datang dari Semarang langsung all-out. Action figure dari berbagai serial anime terkenal dia borong. Di antaranya, action figure Code Geass, Hunter x Hunter, Gintama, dan Super Sonico. Seolah belum puas, Billy juga menambahkan kaus, kalung, dan keychain dalam daftar belanjaannya.
Jika ditotal, selama dua hari Billy sudah merelakan duit sekitar Rp 4 juta untuk berburu barang koleksi. Uang belanja yang cukup besar untuk anak muda yang baru lulus SMA itu. ”Persiapan bujetnya sejak sebelum unas,” kata dia.
Orang tua Billy pun mengaku tak berkeberatan dengan hobi anak sulungnya itu. ”Nggak apa-apa. Toh, dia sudah minta izin saya untuk memakai uang tabungannya,” ujar Yanti, ibunda Billy.
Yanti bahkan menyusul Billy ke venue AFAID. ”Baru landing, langsung ke sini (Jakarta Convention Center, Red). Saya mengantar Bilal, adik Billy, yang juga ingin ke AFAID,” tutur perempuan berkerudung itu.
Demi memahami kesukaan anak-anaknya, Yanti tak segan menggali informasi soal dunia anime. ”Saya suka cari sinopsis cerita serialnya. Kadang juga nanya ke teman-teman Billy,” jelas Yanti.
Meski mendukung hobi dua putranya, Billy dan Bilal, Yanti tetap mengontrol. ”Mereka saya perbolehkan (mengoleksi action figure) asal jangan yang mengumbar aurat,” tegas dia. (Maharani Wanodya A.P)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar Hospital Tourism di Fuda Cancer Hospital Guangzhou, Tiongkok (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi