jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarrudin sepakat rekam jejak menjadi nilai penting bagi para calon presiden, salah satunya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Ujang menilai, ekonomi Indonesia saat ini relatif stabil dibanding negara lain. Hal itu bisa menjadi nilai positif bagi Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Perekonomian itu dalam menarik simpati publik.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Menuju Kemandirian Energi Harus Kurangi Ketergantungan Impor BBM
"Ya kalau dari rekam jejak, kinerja mungkin bisa ya bisa saja karena ekonomi kita kan relatif stabil dibandingkan negara lain. Nah salah satunya karena peran Airlangga sebagai Menko," ujarnya saat dihubungi, Rabu (25/1).
Ujang mengatakan sejumlah kebijakan dikeluarkan Airlangga selama menjadi menteri cukup menjadi modal dasar untuk dipertimbangkan rakyat dalam pemilihan presiden 2024.
BACA JUGA: Hasil Musra Kalsel: Rakyat Ingin Capres Berani, Tegas dan Berwibawa seperti Airlangga
"Yang mestinya begitu, mestinya kinerja, latar belakang menjadi pertimbangan utama dari pemilihan capres maupun cawapres (ketimbang popularitas)," ujarnya.
Namun, Ujang mengatakan tim pendukung Airlangga punya pekerjaan rumah yang besar dalam rangka meningkatkan elektabilitas. Kebijakan yang bagus dan positif mestinya berkorelasi atau paralel dengan elektabilitas.
BACA JUGA: Airlangga Prioritaskan Kinerja, Gerindra: Pak Prabowo Fokus Bertugas
"Seperti tentang prestasi, rekam jejak, integritas, visi misi dan lain-lain itu sangat penting. Kita ini pemilihannya pemilihan langsung gitu ya maka soal elektabilitas itu menjadi faktor penting bagi capres, Itu yang harus menjadi evaluasi nanti pak Airlangga dan timnya," tambahnya.
Ujang juga menyarankan Airlangga melakukan pendekatan dan sentuhan berbasis kerakyatan. Hal ini dibutuhkan mengingat rakyat Indonesia masih banyak yang miskin dan tinggal di pedesaan.
Sebelumnya, Partai Golkar tak mencemaskan elektabilitas Ketua Umum Airlangga Hartarto yang hingga saat ini masih tertinggal dari tokoh-tokoh lain di bursa capres 2024.
Pasalnya, bakal capres Golkar itu tengah fokus memulihkan ekonomi Indonesia sesuai tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
"Pak Airlangga itu fokus kerja, jadi tidak seperti orang lain yang sibuk dengan pencitraan. Tren elektabilitasnya juga kalau kita lihat dari waktu ke waktu kan naik," kata Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga saat dihubungi, Senin (23/1).
Menurut Lamhot, elektabilitas bukanlah sebagai penentu pegangan di pemilu 2024. Angka survei itu bisa dilihat setelah seluruh calon presiden terdaftar di Komisi Pemeilihan Umum (KPU) akhir tahun ini.
"Kalau sudah terdaftar kan ada keterbatasan pilihan, kalau sekarang kan banyak pilihan, maka angkanya tersebar ke mana-mana, dan patut diingat Airlangga tidak punya dosa politik," ujar Anggota DPR Komisi VII ini.
Lamhot yakin, elektabilitas Airlangga bakal terdongkrak naik, sebab sebagai Menko Perekonomian, orang nomor satui di DPP Golkar itu telah menunjukkan kinerjanya dalam membawa Indonesia terhindar dari resesi.
"Kita tahu Pak Airlangga Ketua KPC-PEN. Ini kan buah kinerja dari Menko Perekonomian. Pertumbuhan ekonomi kita bertahan bahkan tumbuh, dan itu diakui nasional dan internasional saat G-20," ujar Lamhot.
Oleh karena itu di tengah tantangan resesi global ini, Lamhot berpendapat capres ke depan adalah orang yang bisa membawa bangsa keluar dari krisis global yang saat ini mendera.
Sehingga, investasi masuk, pertumbuhan ekonomi positif, dan lapangan kerja otomastis akan bertambah. "itulah kelebihan pak Airlangga dibandingkan partai lain," tambahnya.
Selain itu Airlangga juga sangat memperhatikan terhadap ekonomi kerakyatan. Salah satu contohnya dengan menambah alokasi anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga mencapai Rp 128 triliun lebih.
Kebijakan ini jelas menumbuhkan ekonomi rakyat kecil yakni tumbuh dan berkembangnnya sektor UMKM. "Calon presiden ke depan haruslah yang memahami tantangan ekonomi global. Apalagi saat ini krisis global tengah mendera dunia," ulangnnya. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif