PAYAKUMBUH-- Kebakaran pertama di Sumatera Barat pada tahun 2012, terjadi di Kota Payakumbuh. Hanya berselang 2,5 jam setelah belasan ribu warga merayakan detik-detik pergantian tahun baru, asrama putri milik MAN 2 Payakumbuh yang berada di kawasan Balai Nan Duo, Nagari Koto Nan Ompek, terbakar.
Melihat kejadian tersebut, masyarakat di sekitar MAN 2 Payakumbuh panik. Mereka berhamburan meninggalkan rumah dan berlarian tidak tentu arah. Kepanikan bertambah meningkat, sebab mobil pemadam kebakaran Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tidak bisa masuk ke halaman MAN 2.
Ini terjadi karena halaman bekas PGA tersebut, sudah penuh dengan bangunan. Dua pintu masuk yang berada di bagian kanan dan kiri juga terkunci dan tidak bisa dilewati mobil pemadam. Jangankan mobil, warga dan orang-orang yang penasaran dengan besarnya kobaran api juga kesulitan untuk lewat.
Satu-satunya akses masuk bagi pemadam untuk menerobos asrama putri yang terbakar adalah melewati perumahan Balai Nan Duo. Hanya saja, pada Minggu (1/1) dini hari itu, jalan utama di perumahan Balai Nan Duo, terhalang tenda bekas permainan KIM yang digelar warga setempat untuk menyambut tahun baru.
Beruntung, tenda beserta pentas berukuran besar, dapat disingkirkan warga Balai Nan Duo dengan cepat. Sehingga mobil pemadam kebakaran bisa lewat. Walau mobil bisa lewat, tapi awak pemadam kebakaran tidak bisa langsung menerebos gedung asrama putri MAN 2 yang berkobar dijilat api.
Hal ini terjadi karena asrama putri MAN 2 berada di balik pagar beton setinggi hampir 2,5 meter. Pagar beton tersebut adalah pagar pembatas lahan milik MAN 2 Payakumbuh, dengan areal perumahan Balai Nan Duo. Pagar itulah yang dilompati pasukan pemadam kebakaran secara bergantian.
Begitu awak pemadam berhasil melompati pagar, api terlihat sudah semakin membesar. Api dengan cepat melumat 12 kamar yang biasa dihuni 44 siswi. Tidak itu saja, api juga melumat kamar yang dihuni guru pengasuh asrama Ahmad Desky, 28 bersama istrinya Sri Rahmadani, 27 dan putra mereka Muhammad Rasyid yang baru berusia 27 bulan.
"Api muncul dari arah belakang. Sebelum api membesar, saya sempat mendengar bunyi seperti mercun dan kembang api. Saya tidak tahu persis, apakah kebakaran terjadi akibat pesta kambing api di sebelah (perumahan Balai Nan Duo-red) atau karena hal lain," ujar Ahmad Desky di Tempat Kejadian Peristiwa.
Kepala MAN 2 Payakumbuh Hj Elinas Anas juga menyampaikan hal serupa. "Informasi yang kita dapat dari guru pengasuh asrama, memang diduga api berasal dari mercun atau kembang api untuk perayaan tahun baru. Apakah datangnya dari belakang atau dari sisi lain, itulah yang kita belum tahu," ucapnya.
Kendati demikian, Elinas yakin, kebakaran di sekolahnya terjadi akibat kembang api atau mercun. Apalagi, material sisal kembang api terlihat bertaburan di atap asrama baru yang sedang dibangun. Asrama baru itu berada disamping asrama yang terbakar.
"Kalau penyebab kebakaran karena konsleting listrik, amat kecil kemungkinannya. Sebab saat api baru membakar asrama, listrik masih hidup. Makanya, agar penyebab kebakaran dapat dipastikan, kita sudah buat laporan resmi ke Polsek Kota Payakumbuh," imbuh Elinas.
Terpisah, Ketua RT Balai Nan Duo Ebtisar menampik ada pesta kembang api atau mercun di tempat tinggalnya. "Sebaiknya, serahkan saja penyidikan kebakaran di asrama putri milik MAN 2 itu kepada aparat berwajib. Tidak elok, menduga-duga. Nanti bisa salah paham antara lembaga pendidikan agama dengan warga," ujarnya.
Ebtisar mengatakan, sebelum asrama MAN 2 terbakar, warga komplek Balai Nan Duo dan warga sekitar Koto Nan Ompek, memang menggelar permainan KIM sampai pukul 01.00 dini hari. Selepas permainan, warga bubar dengan tertib. Tidak ada yang membunyikan terompet apalagi bermain kembang api.
"Malahan, saat asrama MAN 2 itu terbakar. Warga komplek Balai Nan Duo-lah yang pertama kali memberi tahu awak pemadam kebakaran dan mencarikan akses masuk ke asrama, sehingga api dapat dipadamkan. Jadi ada baiknya, pihak sekolah dan kita semua, menyerahkan penyebab kebakaran itu kepada aparat berwajib," ujar Ebtisar didampingi sejumlah warga.
Terlepas dari itu, kebakaran yang terjadi di asrama putri MAN 2 Payakumbuh, mengakibatkan ribuan dokumen, buku dan alat tulis siswi maupun guru ludes. Kebakaran juga membuat perabotan dan alat-alat tidur, siswi maupun guru pengasuh menjadi abu.
Satu-satunya yang bisa dikeluarkan dari bangunan asrama, hanya satu unit sepeda motor milik guru pengasuh. Sedangkan nilai kerugian, ditaksir mencapai Rp1 Miliar. Wakil Wali Kota Payakumbuh Syamsul Bahri menyampaikan keprihatinan, atas kebakaran yang terjadi di asrama MAN 2.
“Peristiwa kebakaran ini, datangnya atas izin Allah. Kita yakin ada hikmahnya di balik ini. Tak perlu ditangisi, mari segera mencari solusinya,” ucap Syamsul Bahri yang datang melihat puing kebakaran bersama bekas Kepala MAN 2 Syahrun dan Refinel. Sampai tadi malam, peristiwa kebakaran masih diselidiki aparat berwajib. Sementara, alumni MAN 2 mulai berdatangan, melihat tempat mereka menimba ilmu. (frv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bule Mabuk Bentak Lurah
Redaktur : Tim Redaksi