Managemen Informasi Buruk, Harga Sulit Turun

Rabu, 11 April 2012 – 20:44 WIB
JAKARTA – Ekonom Senior Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Arianto Patunru menilai gagalnya pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi disebabkan karena buruknya manajemen informasi. Akibatnya, dengan tidak pastinya kebijakan yang akan diambil pemerintah maka malah memperbesar ekspektasi dari inflasi.

“Saya kecewa dengan manajemen pemerintah dalam memberikan informasi, tahun lalu SBY bisa menaikan harga tapi tidak dilakukan lalu lihat di media, menteri yang ini bilang mau naikan yang satu lagi bilang tidak ini malah menimbulkan ekspektasi di masyarakat,” kata Arianto Patunru kepada wartawan di Jakarta, Rabu (11/4).

Menurutnya, dengan adanya keragu-raguan dari pemerintah terhadap kebijakan yang akan diambil, maka membuat ekspektasi masyarakat bahwa sewaktu-waktu harga BBM bersubsidi bisa dinaikan. Hal tersebut, imbuh dia,  menjadi bumerang bagi pelaku pasar untuk menaikan harga-harga dan bisa mengerek inflasi lebih tinggi.

“Karena ekspektasi tidak di-manage dengan baik maka harga akan susah untuk diturunkan dan ini yang akan mengancam tingkat inflasi kedepan,” ungkapnya.

Kendati demikian, berkaca pada pengalaman tahun 2005 dan 2008 pengaruh dari kenaikan harga BBM subsidi kepada inflasi hanya akan berlangsung selama 3 bulan, setelah itu maka angka inflasi akan kembali ke jalur yang normal. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telaah Al Quran untuk Analisis Kehidupan Berbangsa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler